Kisah Sensasional Di India ‘Pembunuhan Dengan Kuman’ Yang Buat Mencekam Dunia

Meski banyak disanggah, beberapa teori menyebutkan Benoyendra kemungkinan pertama kali mencoba membunuh saudara tirinya di musim panas 1932.

Saat itu keduanya sedang berjalan-jalan di perbukitan saat Benoyendra, menurut laporan dari petugas kesehatan Inggris Dr Lambert, “membuat sepasang kacamata dan menekan paksa benda itu ke hidung Amarendra, sampai merusak kulitnya”.

Amarendra jatuh sakit tak lama kemudian — kacamata itu dicurigai telah dilumuri dengan bakteri. Dia didiagnosis terkena tetanus dan diberikan serum anti-tetanus.

Benoyendra dituduh membawa tiga dokter berbeda untuk mencoba mengubah perawatan saudaranya itu, tapi semuanya ditolak, masih menurut Dr Lambert.

Wabah membunuh lebih dari 12 juta orang di subbenua India pada 1896-1918

Apa yang terjadi selama beberapa tahun kemudian adalah plot yang jauh melampaui masanya.

Benoyendra semakin bertekad untuk menguasai tanah ayahnya, dan teman dokternya, Bhattacharya, membuat setidaknya empat kali usaha untuk mendapatkan kultur bakteri penyebab wabah.

Pada Mei 1932, Bhattacharya menghubungi direktur Institut Haffkine Mumbai, satu-satunya laboratorium di India tempat kultur tersebut disimpan. Direktur lab itu menolak memberikan bakteri, kecuali Bhattacharya memiliki izin dari Kepala Bedah di Bengali.

Di bulan yang sama, Bhattacharya menghubungi dokter di Kolkata dan mengaku telah menemukan obat wabah, dan bahwa dia ingin mengujinya, menggunakan kultur bakteri.

Menurut catatan pengadilan, dokter itu kemudian diizinkan bekerja di lab namun dilarang menangani kultur bakteri dari Institut Haffkine. Pekerjaan ini terhambat karena bakteri itu gagal dibiakkan, menurut Dr Lambert.

Pada 1933, Bhattacharya lagi-lagi mencoba meyakinkan dokter di Kolkata untuk menulis surat kepada direktur Institut Haffkine. Dalam surat itu, dokter tersebut meminta izin bagi Bhattacharya untuk menggunakan fasilitas di institut untuk menguji “obat wabah”.

Musim panas itu, Benoyendra pergi ke Mumbai. Dia bergabung dengan Bhattacharya dan mencoba menyuap dua dokter dokter hewan di institut tersebut untuk menyelundupkan kultur bakteri wabah.

Benoyendra juga pergi ke pasar dan membeli beberapa tikus sebagai kedok bahwa mereka adalah ilmuwan betulan. Lalu kedua pria itu pergi ke Rumah Sakit Penyakit Menular Arthur Road, yang juga menyimpan kultur bakteri.

Komentar