Pertempuran 10 November 1945 Sebagai Penghargaan Pahlawan Nasional Indonesia

c.Peristiwa Hijrah Siliwangi. Betapa susahnya memimpin Pasukan tempur. Inilah yang dhadapi Jenderal Nasution Ketika memimpin pasukan TKR di Jawa Barat. Sebagai akibat dari adanya perjanjian Renville maka Jawa Barat bukan lagi wilayah Indonesia. Untuk itu Sebagai Anggota TKI Jenderal Nasution bersama seluruh pasukannya harus pindah ke Jogyakarta dan Jawa Tengah. Supaya tidak menurunkan moril dan semangat Juang anggotanya maka Jenderal Nasution menggunakan pemahaman keimanan dalah melaksanakan pemindahan pasukan yakni Hijrah Siliwangi.”Kita bukan berpindah tempat prajuritku sekalian. Tapi kita Hijrah sama sebagai lakukan Nabi Muhammad SAW. Beliau juga melakukan Hijrah untuk mendapatkan kemenangan. Demikian pula dalam hijrah ini kita akan mendapat kemenangan pula.” 

d.Peristiwa Lahirnya Supersemar 1966. Terlepas dari kontroversi orang mempermasalahkan Supersemar 1966. Saya sebagai penulis meyakini bahwa Supersemar ada dan Supersemar pernah diberlakukan oleh Presiden Soekarno 1966. Terbukti, dalam amanat peringata HUT RI 17 Agustus 1966 Presiden Soekarno menyebutkan,”Saya ucapkan terima kasih Kepada Jenderal Soeharto yang telah melaksanakan Supersemar dengan baik dan bertanggung jawab.” (Sumber dokumen ada Youtube:Soekarno klarifikasi tentang Supersemar.) Lahirnya Supersemar ditandai dengan berakhirnya perdebatan dan diskusi di Istana negara Bogor. Diskusi berlangsung cukup lama hampir 6 jam. Para Jenderal utusan Pangkostrad yang menghadap Presiden Soekarno meminta ijin untuk melakukan sholat maghrib. Setelah sholat maghrib selesai diskusi dilanjutkan kembali dan konsep surat disodorkan Kembali setelah ada perbaikan. Setelah menerima konsep surat Supersemar Presiden Soekarno bergumam pada dirinya sendiri,”Ini bagaimana yaa ….. Ini harus bagaimana.” Mendengar gumam Presiden Soekarno tersebut Wakil Perdana III yakni Dr. Leimena berkata kepada Presiden Soekarno,”Sudahlah Pak ….. tanda tangani saja. Itu Tujuan baik. Dengan Bismillahhirrohmannirrohim saja. Masalah bangsa akan selesai dan dapat diselesaikan.” (Penjelasan Otobiografi Bapak Jenderal Amir Mahmud)  

3.Perang 10 Nopember 1945 Sebagai Perang Rakyat. Sebelum terjadi pertempuran tanggal 10 Nopember 1945. Sudah ada diskusi panjang tentang siapa dan dari mana pemimpin pertempuran ini. Namun mungkin sudah takdir illahi. Bahwa pertempuran Surabya adalah sarana untuk menampilkan peran rakyat dalam perjuangan dan Kerjasama TNI dengan rakyat, maka Bung Tomo lah yang tampil sebagai pemimpin pertempuran. Dalam pertempuran ini yang menjadi kekuatan dasar adalah spiritual keagamaannya yakni,”Allah …. Huuuuu Akbaaaaaar.!!!!!” Dan keyakinan akan mati sahit dalam pertempuran Surabaya melawan Inggris.”Kita bertempur untuk mempertahan negar. Kita mati untuk kehormatan negara. Kamu semua mati sahit dan suci. Surga balasannya.”

4.Perang Yang Heroik Dan Unik. Tidak ada yang mungkin bisa Menyusun sebuah kekuatan perang untuk bertempur dengan bersenjatakan bambu runcing melawan senapan dan Mitraliur. Tidak ada satupun janji yang dapat menumbuhkan semangat berkorban bila tidak ada keyakinan yang mendasari akan sebuah sikap yang ingin dan rela berkorban. Itulah Arek arek Suroboyo itulah bangsa Indonesia. Maka dari itu perang di Surabaya yang kita peringati sebagai Hari Pahlawan adalah sebuah peristiwa yang heroik dan patut menjadi suri tauladan bagi generasi Indonesia.  

5.Ciri Khas Militer Indonesia Dan Peranan TNI. Perang I0 Nopember 1945, melahirkan cirikhas militer Indonesia yang unik dan tidak dimiliki oleh militer dunia manapun. Yakni sebuah peranan militer yang dibantu rakyat dan peran yang salah satu metodenya adalah berkerjasama dengan rakyat. Sebuah kekuatan pertahanan yang istmewa dan luar bisa. Karena memiliki kekuatan fklesibilitas yang tidak mudah diketahui secara pasti oleh negara lain. 

6.Simbol Kecerdasan Bangsa Indonesia. Soekarno lah konseptor perjuangan kemerdekaan Indonesia. Karena tanpa konsep perjuangan dari Soekarno perjuangan kemerdekaan Indonesia belum tentu seperti yang kita rasakan sekarang ini. Ulasan ini tidak bermaksud merendahkan peran tokoh yang lain dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia namun kita menulis sejarah sebagaimana dokumen yang dimiliki. Kalau saja Soekarno menerima saran dari para Pejuang Dari Peta dimana perjuangan didasarkan pada kekuatan militer kita akan mudah dipatahkan. Inilah sebuah kecerdasan Soekarno yang mampu menjadi cermin kecerdasan bangsa Indonesia dalam mempertahankan Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945.

Demikian tulisan ini disusun dengan tujuan untuk menyampaikan ulasan materi dan penyajian pemahaman sejarah peristiwa 10 Nopember 1945 di Surabaya sebagai Hari Pahlawan Nasional Indonesia. Karena keterbatasan halaman makan uraian dalam tulisan ini terlihat singkat dan kurang lengkap. Walaupun begitu kami yakin tidak menguarangi essensi dari yang dimaksudkan.

Ada nilai nilai kehidupan dan suri tauladan yang dapat diambil dari peristiwa pertempuran ini yakni Heroisme, rela berkorban, pantang menyerang, dan keyakinan akan kesucian perjuangan bagi bangsa dan negara Indonesia. Karena kemerdekaan adalah berkat dan rahmat Tuhan maka mempertahankan negara adalah bagian dari rasa syukur akan berkat dan rahmat yang kita peroleh dari Tuhan Yang Maha Kuasa.

Semoga tulisan ini bermanfaat dan dapat dijadikan referensi bagi kehidupan kebangsaan. Memantapkan kehidupan yang serasi selaras dan seimbang serta harmonis untuk membangun kehidupan bangsa Indonesia yang lebih guna melestarikan NKRI dan juga mempertahankan tegak kokohnya. Bagi bangsa Indonesia berserta generasi berikutnya.

Meeeeeeeeeeeerdeka !!!!

NKRI Harga Mati !!!

Komentar