Sekarang mereka sedang sibuk mem-framing publik bahwa Hasto-lah yang sedang dikriminalisasi dan sebagainya. Padahal Ketua KPK sudah menyampaikan dalam keterangan persnya bahwa Hasto ditersangkakan karena diduga terlibat dalam penyuapan (dalam definisi KPK ini termasuk tindak pidana korupsi) dan terlibat juga dalam upaya perintangan penyidikan. Bahkan oleh beberapa media disebut sebagai master-mind alias otak dari tindak kaburnya Harun Masiku.
Sehingga kalau para sekondannya Hasto mau berargumentasi di depan publik ya fokus saja terhadap dua hal ini. Kasus penyuapan dan soal perintangan penyidikan, tidak usah repot-repot bersilat lidah kesana-kemari. Apa sanggahannya yang rasional soal penyuapan (katanya duitnya dari Hasto) dan perintangan penyidikan (Hasto yang suruh kabur).
Tambah lagi Hasto bikin video pasca jadi tersangka. Isi video itu benar-benar menggelikan. Betapa tidak, Hasto berusaha manyandingkan peristiwa pemenjaraan Bung Karno adalah sama dengan dirinya yang sedang ditersangkakan oleh KPK.
Seolah-olah sama-sama jadi korban. Padahal Hasto jadi tersangka kasus korupsi (penyuapan) dan perintangan penyidikan (obstruction of justice). Sedangkan Bung Karno dipenjarakan oleh penjajah kolonialisme lantaran memperjuangkan kemerdekaan bangsanya. Dua motif yang berbeda.
Beda jauh, jaraknya seperti bumi dan langit. Seperti membandingkan rajawali yang gagah terbang di angkasa menyongsong angin yang bertiup kencang, dibandingkan dengan tikus got yang sedang gemetaran di comberan korupsi dan konspirasi perintangan penyidikan.
Bukankah Hasto sedang diminta pertanggungjawabannya di muka hukum gegara kasus Harun Masiku. Ini kasus malpraktek politik di pemilu 2019 lalu.
Hasto telah mengkhianati demokrasi karena merampas hak dari kadernya sendiri (Riezky Aprilia) untuk dihibahkan kepada Harun Masiku. Ada praktek suap disitu dan juga tindakan perintangan penyidikan. Sama sekali tidak ada kesan heroiknya, yang ada nuansa hipokrit tingkat sempurna.
Kenapa mesti dihibahkan buat Harun Masiku? Tidak pernah jelas alasannya. Apa salah Riezky Aprilia sehingga mesti di PAW-kan? Juga tidak pernah dijelaskan. Hanya yang selalu terdengar adalah: ini urusan internal partai dan ini sudah sesuai dengan fatwa Mahkamah Agung.
Suara dari ribuan rakyat pemilih di Sumatera Selatan yang diberikan secara langsung, umum, bebas dan rahasia dimana hasilnya telah diumumkan secara terbuka kepada publik hendak dialihkan kepada pihak yang jadi pilihan petinggi partai. Ini jelas favoritisme, dan pengkhianatan pada demokrasi dan etika politik itu sendiri.
Komentar