Oleh: Andre Vincent Wenas
JurnalPatroliNews – Jakarta – Puan telah memberi sinyal bakal baikan dengan PSI, setelah sebelumnya hubungan keduanya seperti membeku.
Semua tahu kalau sebelumnya PDIP sama sekali tidak menyebut dan mengundang PSI datang ke acara relawan Ganjar, padahal PSI telah lebih dulu mendeklarasikan Ganjar-Yenny di tahun 2022.
Tak lama kemudian Nasdem pernah menaruh Ganjar Pranowo sebagai kandidat bacapresnya, bersama Anies Baswedan dan Andika Perkasa. Lalu PPP juga melakukan hal yang sama.
Merespon kunjungan Prabowo Subianto bersama tim lengkap Partai Gerindra ke basecamp PSI, para nyamuk pers pun mengejar Puan Maharani untuk dimintai komentarnya.
Peristiwa kunjungan itu ternyata jadi heboh. Mengundang reaksi pro-con dari berbagai kalangan, dunia jurnalistik (mainstream dan citizen) pun jadi seru.
Banyak yang mengapresiasi, tak sedikit pula yang mengutuk, walau ini cuma silaturahmi, tak ada komitmen koalisi. Rupanya PSI telah melangkah ke area politik yang sangat sensitif. Ini fakta yang tak bisa dipungkiri.
Apalagi di pihak PSI ada salah seorang tokohnya, Guntur Romli, sampai mengundurkan diri. Dia adalah yang selama ini mendukung Ganjar.
Tapi nampaknya PSI mesti terus melangkah lincah di berbagai tikungan politik yang kerap membingungkan publik. Siap bergerak sesuai arahan Pak Jokowi. Begitu kata Grace Natalie. Ketemu dengan Prabowo sudah, tinggal ketemu dengan Ganjar. Keduanya “all the President’s men.” Keduanya direstui Jokowi, paling tidak begitu klaim dari keduanya.
Tambah lagi, dalam perspektif PDIP, Prabowo bukanlah orang asing, ia pernah jadi bacawapresnya Megawati, pernah punya perjanjian Batutulis, dan seterusnya. Sedangkan Ganjar jelas kader sendiri.
Lalu dari pemberitaan kemarin ini tertangkap pesan bahwa PDIP bersedia datang ke PSI kalau diundang.
Namun persisnya kata Puan, “Selalu saya sampaikan bahwa silaturahmi itu harus selalu dilakukan. Jadi menurut kami silaturahmi yang dilakukan Pak Prabowo kepada PSI itu suatu hal yang sangat positif yang memang harus selalu dilakukan oleh siapa saja. Bukan hanya oleh Pak Prabowo, tapi oleh siapa saja.”
Kemudian,
“Apa yang disampaikan tadi bahwa sepertinya PDI Perjuangan tidak membuka pintu, kemudian PDI Perjuangan tidak mau melakukan komunikasi, kan bisa dilihat bahwa saya selalu membuka pintu. Saya kan enggak bisa juga ujug-ujug datang, tapi kemudian enggak ada prolog yang ingin disampaikan bahwa menginginkan pertemuan atau menginginkan kehadiran. Pertemuan itu hanya bisa terjadi kalau kedua belah pihak itu sama-sama menginginkan adanya pertemuan.”
Jadi, mesti ada prolog yang menyampaikan keinginan mengadakan pertemuan atau menginginkan kehadiran. Begitu yang disampaikan Mbak Puan di media.
Komentar