Desa Munduk yang terletak di Bali Utara dipilih karena dekat dengan Pelabuhan Buleleng. Pada saat itu, akses masuk Pulau Dewata tak sebanyak sekarang yang juga berpusat di Bali Selatan.
“Belanda menyebut Munduk ini sebagai Kilometer 0 nya Bali. Karena dulu kan pintu masuknya Bali di utara. Di Buleleng itu ada pelabuhan, lalu mereka ke sini untuk istirahat, setelah itu baru memulai perjalanan kemana-mana,” ia bercerita.
Kemasyuran Desa Munduk bahkan sampai terdengar ke telinga sastrawan India, Rabindranath Tagore. Ia pernah menginap di Desa Munduk selama dua hari.
“Salah satu kejadian penting yang pernah terjadi, Rabindranath Tagore pada tahun 1927 menginap di sini selama dua hari. Dia rajin menulis surat kepada anak dan sekretarisnya. Dia menulis beberapa surat dari sini,” kata Putu.
Begitulah kisah Desa Munduk di masa lalu. Saat ini, Desa Munduk tengah berupaya untuk melakukan konservasi alam dan menjaga pasokan air yang menghidupi sepertiga wilayah Bali. Berbagai cara dilakukan, mulai dari menanam kopi tanpa bahan kimia hingga memperjuangkan status hutan di sana menjadi hutan adat. (* – TiR).-
Komentar