Ketua Dekranasda Bali Jadi Narasumber Pada Acara ‘Apa Kabar UMKM Bali’

Ke depan, edukasi akan diarahkan pada upaya mengingatkan produsen kain bordir agar tak lagi menjiplak motif songket yang dibuat dengan susah payah. Ditambahkan oleh Putri Koster, inovasi dalam produksi kain dengan memanfaatkan kemajuan teknologi itu sah-sah saja. Namun demikian, inovasi yang dilakukan jangan sampai mematikan yang lain. “Istilahnya mencari untung tak bikin orang lain buntung,” tandasnya. Untuk itu, produsen kain bordir diminta menciptakan motif sendiri dan tidak lagi menjiplak motif tenun songket.

Selain di tingkat produsen, perempuan yang akrab disapa Bunda Putri ini juga gencar melakukan sosialisasi di level penjual. Ia senantiasa mengingatkan agar penjual tak memasarkan kain bordir yang menjiplak motif songket. Selanjutnya di tingkat konsumen, ia mendorong tumbuhnya kesadaran untuk mengambil peran aktif dalam upaya pelestarian kain tenun tradisional dengan lebih menghargai karya perajin lokal. Sebagai jalan tengah, Bunda Putri gencar mengkampanyekan slogan ‘Produk Berkualitas dengan Harga Pantas’. Artinya, perajin diedukasi untuk mematok keuntungan 25 persen dari biaya produksi. Dengan demikian, harga produk tak akan mencekik konsumen sehingga mereka tertarik untuk membeli.

Komentar