Nama Kaesang Ternyata Punya Ekuitas Cukup Tinggi Tanpa Perlu Jokowi Cawe-cawe

Oleh: Andre Vincent Wenas

Sebelumnya dikabarkan secara luas bahwa Kaesang akan memberikan pengumuman yang “mengejutkan” pada bulan Agustus 2024 nanti. Itu batas akhir pendaftaran bacalon kepala daerah beserta wakilnya ke KPU di wilayah masing-masing.

Tapi belum sampai Agustus sudah ada kabar mengejutkan buat semua, termasuk mengejutkan buat PSI dan Kaesang sendiri. Namanya ternyata melejit di survey elektabilitas oleh LSI untuk bakal calon gubernur Jawa Tengah. Ya, Jawa Tengah bukan Daerah Khusus Jakarta.

Padahal sebelumnya ditiupkan kabar oleh Sekjen PKS bahwa Presiden Joko Widodo urun rebug menawar-nawarkan nama Kaesang ke berbagai parpol untuk diusung jadi bacalon kepala daerah khusus Jakarta.

Entah dapat berita dari mana karena segera kabar itu dibantah oleh Staf Khusus Presiden Grace Natalie, juga oleh Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan bahkan oleh Ketua Umum PSI sendiri, Kaesang Pangarep.

Kabarnya Jokowi juga telah membantahnya. Tapi pihak PKS malahan yang sampai sekarang masih bungkam seribu bahasa perihal dari mana mereka mendapatkan informasi Jokowi telah menawarkan nama Kaesang ke beberapa parpol. Kita tunggu saja.

Sekarang justru Jawa Tengah yang melejitkan nama Kaesang sebagai calon kepala daerah yang paling tinggi elektabilitasnya. Hasil survey ini seperti dikatakan tadi mengejutkan banyak pihak, bahkan PSI sendiri menganggap hal ini sebagai suatu “favorable surprise”, kejutan yang menyenangkan.

Apakah kemudian PKS nanti bakal mengklaim ini adalah akibat Jokowi juga yang menyodor-nyodorkan nama Kaesang untuk Jawa Tengah sehingga namanya muncul sebagai yang tertinggi elektabilitasnya?

Rasanya fakta temuan survey LSI ini telah membuktikan nama Kaesang sendiri sudah punya “nilai jual” tinggi, tanpa Jokowi perlu menawar-nawarkannya ke parpol.

Oleh orang-orang marketing fenomena ini disebut nama Kaesang sudah punya “brand-value” atau “brand-equity”. Tentu asosiasi ke nama Jokowi tak terelakkan, tapi tanpa perlu Jokowi sendiri yang menyodor-nyodorkan ke berbagai parpol.

Kekuatan nama Jokowi di blantika politik tak terbantahkan. Survey approval-rate yang tetap tinggi di periode akhir masa kepemimpinan juga oleh beberapa pihak dianggap sebagai justifikasi untuk Jokowi bersedia terus berkiprah membantu program keberlanjutan Prabowo-Gibran.

Kombinasi approval-rate Jokowi di akhir masa kepresidenan dan indikasi elektabilitas Kaesang yang tinggi di Jawa Tengah merupakan merupakan modalitas politik yang patut diperhitungkan.

Komentar