Nama Kaesang Ternyata Punya Ekuitas Cukup Tinggi Tanpa Perlu Jokowi Cawe-cawe

Propinsi Jawa Tengah yang dihuni oleh sekitar 38 juta penduduk, dengan besaran APBD 2024 sekitar 28,5 triliun rupiah tentu merupakan wilayah strategis dalam peta perpolitikan nasional.

Bahkan oleh PDIP Jawa Tengah dianggap sebagai kandang banteng. Tentu ini jadi menarik bagi PSI dan koalisinya untuk berkiprah secara serius disana, menggeser dominasi PDIP.

Dari cabang legislatif provinsi Jateng, PDIP (hasil pileg 2024-2029) masih menduduki urutan pertama dengan 33 kursi, walau ini turun dari sebelumnya 42 kursi (pileg 2019-2024). Lalu PKB dengan 20 kursi tetap dengan 20 kursi. Diikuti Gerindra dengan 17 kursi, naik dari sebelumnya 13 kursi.

Golkar dengan 17 kursi, naik dari sebelumnya 12 kursi. PKS dengan 11 jursi, naik dari sebelumnya 10 kursi. PPP dengan 6 kursi, turun dari sebelumnya 9 kursi. PAN dengan 4 kursi, turun dari belumnya 6 kursi. Pertai Demokrat dengan 7 kursi, naik dari sebelumnya 5 kursi. Nasdem dengan 3 kursi, tetap sebelumnya juga 3 kursi.

Dan pendatang baru di parlemen Jawa Tengah yaitu PSI partainya Kaesang dengan 2 kursi. Total parlemen Jateng ada 120 kursi. Untuk dapat mengusung paslon minimal harus didukung 24 kursi parlemen.

Jadi dalam hal ini PDIP (dengan 33 kursi) dimungkinkan untuk mengusung sendiri (tanpa koalisi), tapi kalau tetap dengan PPP (dengan 6 kursi) maka total koalisi ini ada 39 kursi.

Sedangkan PSI perlu koalisi. Kalau mengacu komposisi Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang terdiri dari Gerindra, Golkar, PAN, Demokrat dan PSI maka total ada 44 kursi. Cukup untuk mengusung calon dari koalisi ini.

Koalisi PKB, PKS dan Nasdem punya total 34 kursi, juga bisa mengusung kandidatnya sendiri.

Tapi sepanjang menyangkut nama Kaesang, sampai sekarang PSI belum menentukan sikap politiknya untuk pilkada di Jawa Tengah, begitupun dengan Daerah Khusus Jakarta (DKJ).

Kita masih perlu menunggu sampai Agustus 2024 nanti.

Jakarta, Jumat, 5 Juli 2024
Andre Vincent Wenas,MM,MBA., pemerhati masalah-masalah ekonomi dan politik.

Komentar