JurnalPatroliNews – Jakarta – Jusuf Kalla (JK),Mantan Wakil Presiden RI yang pernah menjabat pada periode ke-10 dan ke-12, memberikan ramalannya mengenai peluang Pemilihan Presiden (Pilpres) yang kemungkinan akan berlangsung dalam dua putaran pada bulan Februari mendatang. Menurut JK, peluang tersebut semakin menipis setelah debat capres ketiga yang berlangsung pekan lalu.
Dalam pandangannya, yang menarik, JK melihat adanya kecenderungan bahwa pemenang posisi kedua dan ketiga mungkin akan membentuk koalisi baru pada putaran kedua Pilpres.
“Tradisionalnya, partai-partai yang berada pada peringkat dua dan tiga cenderung bergabung membentuk koalisi baru. Ini sering terjadi, seperti pada Pilpres 2004, di mana banyak partai membentuk koalisi baru, meskipun pada akhirnya kita tetap meraih kemenangan,” ujar JK seperti yang dikutip dari saluran YouTube CNN Indonesia pada Sabtu (13/1/24).
Aturan Pilpres menetapkan bahwa pasangan calon terpilih harus memperoleh lebih dari 50% suara, dengan setidaknya 20% dukungan di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari setengah jumlah provinsi di Indonesia.
Dengan potensi adanya dua putaran Pilpres yang dijadwalkan pada 26 Juni 2024, situasi politik saat ini mengingatkan pada Pilpres sebelumnya, terutama Pilpres 2004 yang melibatkan lima pasangan calon dan berakhir pada putaran kedua dengan persaingan ketat.
Survei terbaru dari beberapa lembaga menunjukkan bahwa pasangan Prabowo-Gibran masih memimpin peringkat pertama. Sementara itu, posisi kedua dan ketiga diisi oleh Anies-Cak Imin dan Ganjar-Mahfud, yang seringkali berganti posisi.
Data dari survei yang dilakukan oleh LSN menunjukkan Prabowo-Gibran unggul dengan perolehan suara 49,5%. Namun, survei ini harus dilihat dengan kritis karena belum mempertimbangkan persyaratan 20% suara di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari setengah jumlah provinsi di Indonesia.
Walaupun survei memberikan gambaran, hasil akhir pemilihan dapat berbeda dan dipengaruhi oleh perubahan opini masyarakat yang mungkin terjadi selama debat capres dan kampanye.
Terdapat pula variabel dari responden yang belum menentukan pilihan atau enggan menjawab, sehingga analisis ini belum dapat memastikan hasil akhir Pilpres, namun memberikan gambaran kemungkinan adanya dua putaran dalam Pilpres mendatang.
Komentar