Racunnya Ini Karena Jokowi Merasa Populer

JurnalPatroliNews – Pendiri lembaga survei KedaiKopi Hendri Satrio membeberkan alasan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bisa percaya diri untuk menjabat selama 3 periode.

“Latar belakang yang paling jelas dari tiga periode itu karena dia merasa populer,” ujar Hendri Satrio dalam webinar berjudul Petik Pelajaran, Ngotot 3 Periode Presiden Guinea Digulingkan yang digelar beberapa waktu lalu.

Menurut pria yang akrab disapa Hensat ini lembaganya juga sempat melakukan survei dan menemukan bahwa kepopuleran Jokowi di periode ke-2 mendapat nilai 67 persen.

“Oleh karena itu dia merasa segala hal yang dilakukan itu disetujui. Racunnya ini karena Jokowi merasa populer,” katanya.

Kendati demikian, dirinya mengatakan bahwa masih ada kesempatan agar rakyat tidak dipengaruhi atau bisa menggagalkan 3 periode ini.

“Pertama, Preside Jokowi sendiri, kedua MPR, ketiga media massa, keempat masyarakat sipil plus mahasiswa, dan kelima adalah ibu rumah tangga,” ujar Hendri Satrio.

Kendati demikian, menurutnya, isu penambahan masa jabatan Jokowi memiliki sistem-sistem yang perlu dikhawatirkan. Pertama, yakni amendemen UUD 45’ dan kedua rapatnya barisan koalisi di istana.

“Kemarin sudah dikumpulkan oleh presiden di Istana, mereka partai politik yang punya kekuatan voting di DPR,” katanya.

Kemudian, dirinya mengungkapkan bahwa akan ada Pelaksana tugas (Plt) daerah terlama di Indonesia. Sebab, pengganti para gubernur kali ini akan menjabat lebih dari satu tahun.

“Plt itu baisanya cuma menjabat 3-4 bulan untuk persiapan pemilu selanjutnya. Nah, ini lama banget? Siapa yang enggak mau jadi Plt? Siapa yang menunjuk mereka?” katanya.

Selain itu, Hendri Satrio juga menilai perpanjangan masa jabatan hakim makhamah Konstitusi (MK) menjadi salah satu sitem yang bisa memuluskan adanya perpanjangan masa ajabatan presiden.

“Apakah ini akan mempengaruhi Indonesia? Kita lihat dulu sistem mendukung untuk tiga periode ini siap atau tidak? Kalau siap, kita hanya bisa berharap kepada 5 kelompok tadi,” tandasnya.

(wte)

Komentar