Tantangan Politik di Republik: Guncangan Akibat Kelalaian Orang-orang yang Lupa Diri!

JurnalPatroliNews – Jakarta – Seandainya tidak ada apa-apanya Joko Widodo, yang akrab disapa Jokowi, maka reputasinya yang susah payah dibangun sejak dari Solo takkan terkoyak-koyak. Namun, ironisnya, sekarang sudah ada apa-apanya, dan hal itu membuat Presiden berupaya keras melindungi diri dan keluarganya. Inilah realita yang terungkap di tengah kita saat ini.

Seorang pengamat politik, para pembisik di sekitar Jokowi-lah yang menjebaknya bersama keluarganya. Seharusnya, jika Jokowi tidak terjerat, dia bisa menghindari situasi seperti ini. Sayangnya, dia sudah terperosok dan terjebak dalam permainan politik yang rumit, kata Silaen.

Silaen melanjutkan, “Cawe-cawe presiden Jokowi telah menyebabkan kerusakan dan konflik di negeri ini, meskipun dia menyadari kesalahannya. Namun, karena terlanjur terbius oleh bisikan-bisikan negatif di sekelilingnya, dia terus melakukan kesalahan tanpa terhindar.”

Sebagai seorang pemimpin, Jokowi seharusnya mendengarkan nasehat bijak dari penasehatnya. Namun, sebaliknya, pembisik-pembisik di sekitarnya justru menjadi ancaman yang menjerumuskannya ke dalam pelanggaran aturan. Silaen menekankan pentingnya memilih penasehat yang memberikan masukan yang baik dan benar.

Silaen juga menyatakan kekecewaannya terhadap perubahan dalam pemerintahan yang diwariskan dari orde baru. Meskipun seharusnya kita telah melupakan kasus-kasus orde baru, namun kini kebijakan yang diambil terkesan kembali kepada masa itu. Keberhasilan pemerintahan Jokowi pun terhempas, meninggalkan dampak yang merugikan.

Menurut Silaen, operator pelaksana yang dikendalikan oleh kaum borjuis penikmat kekuasaan malah menjalankan agenda politik transnasional demi kepentingan pribadi. Mereka lupa bahwa integritas karakter yang baik sangatlah penting, dan tindakan zalim mereka akan mendapat kritikan tajam.

Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Studi Masyarakat dan Negara (LAKSAMANA) menambahkan bahwa jerit tangisan rakyat Indonesia yang harus mengemis untuk makanan dan minuman hanya cukup itungan hari. Sementara itu, sekelompok orang menumpuk harta tanpa habis, menunjukkan kesenjangan sosial yang meresahkan.

Pemimpin yang mencuri kekayaan rakyat dengan cara curang diingatkan akan mendapat balasan setimpal. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia harus dijaga dan dilaksanakan dengan baik oleh pemangku jabatan publik. Itulah pesan yang disampaikan dalam kerangka mengkritisi kondisi politik dan sosial saat ini.

Komentar