Kogabwilhan III Rancang Program Prima TNI Mutiara Papua

JurnalPatroliNews – Jakarta,- Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) III Letjen TNI Richard Tampubolon beberapa waktu yang lalu telah meluncurkan program unggulan yaitu “Prima TNI Mutiara Papua”. Program ini diluncurkan di pulau Doom Papua Barat Daya pada Kamis 14 Desember lalu.

Menurut Pangkogabwilhan III Program ini merupakan program unggulan yang bertujuan menciptakan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat Papua. “Program ini akan dilaksanakan secara berkelanjutan diberbagai wilayah di Papua, terutama di 10 Wilayah Pembinaan Teritorial (Binter),” ujar Jenderal Bintang tiga tersebut.

Lebih lanjut Letjen TNI Richard mengatakan Praogram itu dilaksanakan sesuai dengan visi Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, yaitu TNI yang PRIMA, yaitu TNI yang Profesional, Responsif, Integratif, Modern, dan Adaptif.

Letjen Richard menambahkan “Program tersebut akan, selalu dikembangkan sesuai dengan tipologi wilayah, dintaranya program peningkatan ekonomi dan sosial guna membangun kapasitas kemandirian SDM, pendidikan, pertanian, dan kesehatan,” ujarnya.

Adapun 10 wilayah sasaran saat ini adalah Yonif PR 433/JS di wilayah Mapenduma Kabupaten Nduga, Yonif MR 411/PDW di wilayah Kenyam Kabupaten Nduga, Yonif 7 Marinir di wilayah Kabupaten Yahukimo, Yonif PR 330/PRA di wilayah Sugapa Kabupaten Intan Jaya, Yonif R 300/BJW di wilayah Ilaga Kabupaten Puncak, Yonif 721/MAKKASAU di wilayah Kabupaten Lanny Jaya, Yonif 631 di wilayah Kabupaten Mimika, Yonif 310/KK diwilayah Kabupaten Pegubin, Yonif 623/BWU di wilayah Kabupaten Maybrat, dan Yonif 133/YS di wilayah Kabupaten Maybrat. Selain sepuluh wilayah tersebut, program juga digelar di Kampung Nayaro dan Kampung Banti Kecamatan Mimika Baru.

“Sesuai visi yang ditegaskan Bapak Panglima TNI, maka Kogabwilhan III menjabarkan dengan program Mutiara Papua, pelindung dan perekat bangsa dengan menabur kebaikan menuai masa depan. Kehadiran TNI harus menjadi pelindung dan pemersatu masyarakat di Papua,” pungkas Pangkogabwilhan III.

Komentar