Perekonomian Triwulan II-2022 Masih Ditopang oleh Tingginya Harga Komoditas

Selain itu menurut Handi, meningkatnya aktivitas belanja kelompok masyarakat menengah-atas khususnya pada momen Ramadhan dan hari raya Idul Fitri pada bulan Mei yang lalu. 

“Jadi kondisi ini, belum sepenuhnya menggambarkan daya beli dan konsumsi masyarakat secara riil.” Imbuhnya.

Handi juga mengingatkan perlunya kita mencermati bersama, saat ini perekonomian nasional masih menghadapi risiko dan tantangan yang besar. 

“Risiko terjadinya stagflasi masih menghantui sejumlah negara. Perlambatan pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2022 diperkirakan bisa lebih rendah dari proyeksi sebelumnya. Pada saat yang sama, angka inflasi terus menunjukkan tren meningkat di sejumlah negara termasuk Indonesia.” Lanjutnya.

Kondisi ini semakin diperparah dengan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global yang mengakibatkan terbatasnya aliran modal asing dan menekan nilai tukar di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia yang sudah mengalami depresiasi rupiah terhadap US Dollar.

“Kita perlu menyadari dan terus berbenah, pencapaian Triwulan-II 2022 belum sepenuhnya menggambarkan kinerja ekonomi nasional secara riil. Motor pertumbuhan saat ini, ekspor dan konsumsi masyarakat masih mungkin melemah pada waktu yang akan datang, seiring dengan ancaman stagflasi.” Paparnya.

Oleh sebab itu, Pemerintah perlu mengantisipasi perlambatan ekonomi global yang dapat berpengaruh pada kinerja ekspor, sementara disisi lain kenaikan inflasi dapat menahan konsumsi masyarakat. 

“Selain itu, Pemerintah perlu membuat skala prioritas untuk pembiayaan proyek-proyek besar yang menghabiskan biaya besar. Kemudian mempersiapkan diri terhadap dampak ketidakpastian ekonomi global dan krisis ekonomi yang sudah di depan mata.” Pungkasnya.

HANDI RISZA

Wakil Rektor Universitas Paramadina

Komentar