Pariwisata Ruang Angkasa: Inspiration4, Pesawat Yng Bawa ‘Astronaut Amatir’ Meluncur Hingga 575 km di Tengah Kritikan

JurnalPatroliNews – Empat astronaut amatir meluncur ke orbit dari Florida, Amerika Serikat, Kamis (16/09), dalam misi ruang angkasa Inspiration4.

Tim astronaut yang terdiri dari satu miliuner dan tiga “warga biasa” itu tinggal landas dari Kennedy Space Center. Mereka terbang dengan kapsul Dragon yang diproduksi perusahaan roket SpaceX.

Keempat astronaut amatir itu akan mengelilingi Bumi dalam tiga hari ke depan.

Misi yang mereka jalankan adalah salah satu tonggak sejarah dalam pariwisata ruang angkasa, yang mulai bergeliat setelah jalan di tempat selama satu dekade.

Awal musim panas lalu, dua miliuner, yaitu Richard Branson dan Jeff Bezos, meluncur ke atmosfer Bumi dengan pesawat ulang alik yang diproduksi perusahaan mereka.

Setelah misi Inspiration4, akan ada dua perjalanan privat lain ke Stasiun Ruang Angkasa Internasional (ISS).

Satu perjalanan dalam rangka turisme itu akan bergulir Oktober mendatang, membawa sutradara dan aktris asal Rusia. Satu misi lainnya dijadwalkan pada awal tahun 2022.

Ruang Angkasa

SUMBER GAMBAR,INSPIRATION4

Keterangan gambar,Dari kiri ke kanan: Sembroski, Proctor, Isaacman dan Arceneaux.

Empat astronaut dalam misi Inspiration4 adalah Jared Issacman, Hayley Arceneaux, Sian Proctor, dan Chris Sembroski.

Mereka menjalani pelatihan intensif yang diadakan SpaceX selama enam bulan. Walau begitu, perjalanan mereka ke orbit akan dikendalikan sistem komputer dan diawasi tim SpaceX dari Bumi.

Kapsul Dragon dinyatakan tidak akan mendekati ISS.

“Penerbangan bebas” ini akan terbang hingga ketinggian 575 kilometer atau sekitar 150 kilometer di atas laboratorium yang mengorbit.

Ketinggian itu nyaris setara dengan lokasi Teleskop Ruang Angkasa Hubble yang mengamati alam semesta.

Empat astronaut sipil ini memiliki sejumlah pekerjaan yang akan membuat mereka sibuk selama perjalanan ini.

Mereka sebelumnya sudah melakukan eksperimen ilmiah yang akan mereka ulangi di dalam kapsul Dragon.

SpaceX sudah memodifikasi pesawat ulang alik itu, termasuk menyertakan sebuah jendela besar untuk mengamati Bumi.

Miliuner yang terbang dalam misi ini, Jared Issacman, membeli proyek Inspiration4 dari SpaceX. Dia sekaligus penyokong modal proyek ini.

Isaacman (38 tahun) menjadi miliuner setelah sukses mengembangkan sistem untuk memproses pembayaran kartu kredit.

Bukannya menyediakan kursi lowong dalam perjalanan ruang angkasa ini kepada koleganya, Isaacman menghadiahkan tiga kursi tersisa untuk orang-orang dengan kisah hidup inspiratif.

Salah satu yang memenangkan peluang itu adalah Hayley Arceneaux (29 tahun.)

Saat masih kanak-kanak, dia pulih dari kanker tulang. Di masa mudanya, dia kini bekerja di fasilitas medis yang menyembuhkannya, yaitu Rumah Sakit St Jude Children di Memphis, Amerika Serikat.

Isaacman berniat mengumpulkan donasi sebesar US$200 juta (Rp2,8 triliun) untuk Rumah Sakit St Jude.

Satu kursi lainnya didapatkan Sian Proctor (51 tahun). Dia adalah seorang pakar geografi sekaligus komunikator sains.

Proctor sebenarnya hampir menjadi astronaut Badan Antariksa AS (NASA) pada tahun 2009 tapi gagal di babak final seleksi.

Proctor memenangkan kursi dalam proyek Inspiration4 melalui perannya sebagai seniman dan dianggap berhasil menunjukkan keterampilan kewirausahaan. Dia berencana melukis dari pesawat yang membawanya ke orbit.

Satu “warga biasa” dalam perjalanan ini adalah Chris Sembroski (42 tahun). Dia merupakan mantan perwira Angkatan Udara AS dan pernah bekerja sebagai insinyur di perusahaan kedirgantaraan Lockheed Martin.

Sembroski telah memberikan sumbangan ke Rumah Sakit St Jude. Donasi itu memberinya nomor undian untuk menjadi kru keempat di misi Inspiration4.

Sembroski sebenarnya tidak memenangkan undian tersebut. Namun seorang temannya yang menang lotre meminta Sembroski menggantikannya.

SpaceX dan dan pimpinan proyek Inspiration4 menyebut peluncuran kapsul Dragon sebagai misi warga sipil pertama yang mengorbit Bumi.

Namun mereka tidak mendefinisikan makna warga sipil tersebut. Orang pertama yang berjalan di Bulan, Neil Armstrong, juga seorang warga sipil.

Armstrong mengundurkan diri dari Angkatan Laut AS sembilan tahun sebelum Apollo 11 terbang.

Bagaimanapun, tidak ada keraguan bahwa penerbangan ini memiliki arti penting.

Aktivitas ruang angkasa, termasuk penerbangan antariksa yang membawa manusia, sekarang menjadi semakin komersial.

Gagasan bahwa manusia bisa terbang ke orbit tanpa bergantung pada proyek badan antariksa negara semakin dianggap normal.

Pada dekade 2000-an beberapa orang super kaya pernah menghabiskan dua minggu di ISS.

Era khusus pariwisata ruang angkasa itu berakhir pada 2009, ketika kursi cadangan di roket Rusia dibeli untuk penggunaan eksklusif astronot NASA.

Namun era saat ini tampaknya akan lebih mapan karena ada lebih banyak perusahaan ruang angkasa swasta yang mengincar profit.

Dalam persaingan seperti ini, harga yang harus dibayarkan untuk terbang ke orbit akan turun demi meraup lebih banyak pelanggan.

Elon Musk, pendiri SpaceX, berniat menjadikan manusia sebagai “spesies multi-planet”. Dan Isaacman menganggap misi Inspiration4 sebagai salah satu langkah menuju target itu.

Isaacman sangat ingin kapsul Dragon terbang lebih tinggi daripada yang biasa dilakukan astronaut.

Dan sejak tahun 2009, ini adalah proyek yang memungkinkan manusia mencapai ketinggian di atas 570 kilometer.

“Kami telah pergi ke stasiun luar angkasa (420 kilometer) beberapa kali, dan hanya ada ilmu pengetahuan dan penelitian yang luar biasa dan kontribusi besar yang keluar dari sana,” kata Isaacman.

“Tetapi jika kita akan pergi ke Bulan lagi, dan kita akan’ akan pergi ke Mars dan seterusnya, kita harus keluar dari zona nyaman dan mengambil langkah selanjutnya ke arah itu.

“Jadi itu benar-benar alasan (di balik ketinggian proyek ruang angkasa kami),” ujarnya.

Beberapa pakar menyuarakan keprihatinan tentang dampak kolektif terhadap iklim Bumi yang dihasilkan penerbangan ruang angkasa seperti ini.

Roket Falcon-9 SpaceX menggunakan bahan bakar minyak tanah yang sangat halus yang menghasilkan gas rumah kaca karbon dioksida (COâ‚‚) dan nitrogen oksida yang juga berkontribusi memicu pemanasan global.

Emisi dari peluncuran roket tetap kecil dibandingkan dengan industri penerbangan meski jumlahnya diyakini akan terus bertambah.

Komentar