JurnalPatroliNews – Jakarta – Hubungan dagang antara Amerika Serikat dan China kembali memanas. Meski tersiar kabar bahwa Presiden Donald Trump dan Presiden Xi Jinping akan segera melakukan pembicaraan, suasana justru semakin tegang setelah China mengecam keras pernyataan terbaru dari Washington.
Sumber ketegangan bermula dari tuduhan Presiden Trump yang menyatakan bahwa China telah melanggar perjanjian dagang yang disepakati bulan lalu di Jenewa, Swiss. Kesepakatan tersebut mencakup komitmen kedua negara untuk menurunkan tarif tinggi antarimpor dalam jangka waktu 90 hari sebagai bagian dari upaya meredakan ketegangan ekonomi.
Namun, Trump menyebut Beijing telah “secara total mengingkari” kesepakatan tersebut, tanpa memberikan detail lebih lanjut. Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, juga menuding China sengaja memperlambat implementasi perjanjian ketika diwawancarai dalam acara “Fox News Sunday”.
Pemerintah AS mengaku kecewa karena China belum memberi persetujuan atas lisensi ekspor sejumlah bahan penting seperti rare earth elements—material krusial bagi produksi kendaraan listrik dan semikonduktor.
Menanggapi hal ini, Kementerian Perdagangan China merilis pernyataan resmi pada Selasa (3/6/2025), yang membantah semua tuduhan dari AS. “China menolak keras tudingan yang tidak berdasar ini,” bunyi pernyataan tersebut.
China menyatakan bahwa pihaknya justru telah menunjukkan itikad baik dengan menjalankan kesepakatan yang tercapai di Jenewa. Mereka juga menuduh AS sebagai pihak yang tidak konsisten karena tetap memberlakukan sejumlah pembatasan ekonomi terhadap China pasca-perundingan.
“Tindakan sepihak dari AS—termasuk kontrol ekspor chip AI, pembatasan perangkat lunak desain semikonduktor, dan pencabutan visa mahasiswa asal China—jelas bertentangan dengan semangat kerja sama,” kata perwakilan China.
Beijing mendesak Washington agar segera memperbaiki sikap dan kembali menjunjung semangat konsensus yang telah dibentuk. Bila tidak, China menegaskan akan mengambil langkah-langkah tegas untuk mempertahankan hak-haknya.
Jalur Diplomasi Lewat Telepon
Di tengah ketegangan tersebut, Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, mencoba mencairkan suasana. Dalam wawancaranya dengan stasiun televisi CBS, ia menyebut bahwa pembicaraan langsung antara Presiden Trump dan Presiden Xi Jinping sedang dipersiapkan guna mencari jalan keluar dari kebuntuan.
“Saya percaya bahwa semua ini akan diselesaikan melalui pembicaraan langsung antara Presiden Trump dan Presiden Xi,” ujar Bessent dalam program Face the Nation. Ia pun menyatakan optimisme bahwa kemajuan akan segera terlihat.
Meski begitu, Bessent mengakui bahwa pihak China masih menahan sejumlah komoditas penting yang sebelumnya telah disepakati untuk dilepas, termasuk logam tanah jarang yang memiliki nilai strategis tinggi bagi industri teknologi AS.
Komentar