JurnalPatroliNews – Harga emas global mengalami penurunan tajam lebih dari 1% setelah data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) menunjukkan hasil di luar ekspektasi pasar.
Menurut laporan resmi dari Departemen Tenaga Kerja AS, jumlah pekerja di sektor nonpertanian bertambah sebanyak 139.000 pada bulan Mei 2025. Angka ini melampaui proyeksi sebelumnya yang memperkirakan kenaikan hanya sebesar 130.000 tenaga kerja baru. Sementara itu, tingkat pengangguran tetap berada di angka 4,2%, sejalan dengan estimasi para ekonom.
Di sisi lain, kondisi geopolitik yang belum sepenuhnya stabil turut menekan harga emas. Ketegangan dagang antara AS dan China masih menjadi sorotan pelaku pasar, meskipun Presiden AS saat ini, Donald Trump, telah melakukan pembicaraan dengan Presiden China, Xi Jinping, guna meredakan konflik yang sempat memanas.
Dikutip dari Reuters, pada Jumat (6/6/2025) waktu AS atau Sabtu pagi WIB, harga emas spot tercatat turun 1,1% menjadi USD 3.316,13 per ons. Meski mengalami penurunan harian, secara mingguan logam mulia ini masih membukukan kenaikan sebesar 0,8%, setelah sebelumnya tertekan turun 2,02% dalam pekan sebelumnya.
Adapun emas berjangka AS juga mengalami koreksi dan ditutup melemah 0,8% ke posisi USD 3.346,60 per ons.
Selain emas, pergerakan harga logam mulia lainnya juga menunjukkan fluktuasi. Harga perak spot turun tipis 0,5% menjadi USD 35,96 per ons, meskipun sebelumnya sempat menyentuh level tertinggi dalam lebih dari 13 tahun terakhir.
Sementara itu, platinum mencatatkan kenaikan signifikan sebesar 2,5% ke USD 1.158,20 per ons, menyentuh titik tertinggi sejak Maret 2022. Paladium juga ikut menguat, melonjak 3,9% ke USD 1.045,45 per ons.
Komentar