Kisah Saat Ini Tentang Bagaimana Kelirunya Peradaban Dimulai

Oleh Peter Burns

JurnalPatroliNews – Halifax,- Catatan tradisional tentang awal peradaban dimulai dengan Mesopotamia kuno dan Mesir. Kedua negeri ini, yang terletak di sekitar sungai pemberi kehidupan, dipandang sebagai tempat budaya pertama kali muncul. Dalam buku-buku sejarah, ziggurat Ur atau piramida Giza menunjukkan contoh pertama dari campuran organisasi manusia, inovasi, dan imajinasi yang melambangkan masyarakat yang kompleks.

Namun, semua mungkin tidak seperti yang terlihat. Penemuan baru dalam arkeologi mulai menantang cerita ini. Munculnya peradaban mungkin telah dipicu ribuan tahun sebelum firaun pertama kali menyatukan lembah Nil. Tempat-tempat yang sebelumnya dianggap sebagai tempat tertinggalnya kemajuan manusia purba kini menjadi sorotan.

Gobekli Tepe

Kita hidup di masa yang menyenangkan, saat para ilmuwan mengungkap dan menyatukan potongan-potongan beragam masa lalu umat manusia menjadi sebuah narasi baru. Pada tahun 1994, arkeolog Jerman Klaus Schmitt mulai mengaduk-aduk perbukitan di tenggara Turki, dekat perbatasan dengan Suriah. Dipandu oleh petani setempat, ia menemukan sebuah situs kecil yang oleh ekspedisi sebelumnya dianggap hanya sebagai sekumpulan kuburan abad pertengahan. Namanya Gobekli Tepe.

Namun, Schmitt tertarik dengan situs tersebut. Memulai penggalian tahun berikutnya, timnya menemukan beberapa penemuan yang menakjubkan. Mereka menggali megalit yang terkubur, batu seperti yang ditemukan di Stonehenge. Ketika mereka melakukan penanggalan karbon, mereka menemukan bahwa ini dibangun 9000 SM!

Menggali lebih dalam, tim tidak menemukan tanda-tanda penyelesaian. Apa yang mereka temukan adalah ribuan tulang hewan yang disembelih. Semua liar. Implikasinya sangat mengejutkan. Ini pasti semacam kuil. Namun, para sejarawan selalu berpendapat bahwa tempat-tempat ibadah yang besar dibangun hanya setelah munculnya pertanian.

Komentar