JurnalPatroliNews – Jakarta – Presiden Prabowo Subianto mendapat gelombang dukungan dari masyarakat atas langkah tegasnya dalam menindak kelompok kekuasaan yang dikenal sebagai “Geng Solo”, yang dianggap sebagai beban politik dan administratif bagi pemerintahan ke depan.
Langkah tegas Prabowo dalam membatalkan keputusan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian—yang menyerahkan empat pulau milik Aceh kepada Provinsi Sumatera Utara—menjadi sorotan utama. Provinsi tersebut saat ini dipimpin oleh Bobby Nasution, menantu Presiden Joko Widodo.
Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi, mengungkapkan bahwa tindakan Prabowo tersebut dipandang publik sebagai sinyal kuat bahwa ia mulai berani mengambil posisi independen dan menentang praktik yang dianggap sarat kepentingan pribadi dan nepotisme.
“Keputusan untuk membatalkan penyerahan empat pulau kepada Sumut menunjukkan bahwa Presiden Prabowo mulai mengambil sikap tegas terhadap praktik yang dinilai penuh konflik kepentingan. Publik melihat ini sebagai upaya nyata membongkar jaringan kekuasaan yang selama ini tak tersentuh,” ujar Muslim, Minggu, 22 Juni 2025.
Menurut Muslim, masyarakat kini melihat Prabowo tidak lagi segan terhadap dominasi politik yang berakar dari Solo. Ia bahkan dianggap mulai percaya diri untuk menertibkan pengaruh yang ditinggalkan oleh Presiden sebelumnya.
“Dukungan dari masyarakat terus mengalir. Harapannya satu: Prabowo melangkah tanpa ragu, membersihkan warisan kekuasaan yang membebani negara. Ini soal wibawa negara dan kredibilitas kepemimpinan,” tambahnya.
Langkah-langkah ini disebut sebagai awal dari misi besar Prabowo dalam menegakkan tata kelola pemerintahan yang bersih, tegas, dan berorientasi pada kepentingan bangsa, bukan kelompok tertentu.
Komentar