Jurnalpatrolinews – Jayapura : Alm. Tuan Jenderal KELLY KWALIK dibunuh oleh Polisi kolonial Indonesia pada tanggal 16 Desember 2009, di Timika – Papua.
Jenderal Kelly Kwalik lahir tahun 1955 di Agimuga, menempuh Pendidikan Sekolah Dasar (SD) hingga 1969 di kampung Aromsomki, Agimuga. Selama dua tahun melanjutkan pendidikan ke SGB (Sekolah Guru Bawa) di Suwai Kabupaten Fak-fak kemudian melanjutkan pendidikan ke SPG (Sekolah Pendidikan Guru) Yayasan Pendidikan Persekolah Katolik Taruna Bakti Biak kemudian pindah SPG Taruna Bakti Jayapura tahun 1974, setelah menamatkan SPG Jayapura dipersiapkan sebagai guru di wilayah pegunungan tengah Papua yaitu di Mapenduma.
Namun kondisi dilapangan saat itu terjadi pembantaian besar-besaran yang tidak manusiawi dilakukan oleh aparat militer Indonesia terhadap rakyat Papua, maka Jenderal Kelly Kwalik memilih untuk melarikan diri ke hutan sebagai tanda protes terhadap sikap aparat keamanan Indonesia. Jenderal Kelly Kwalik mulai saat itu menjadi seorang gerilyawan melakukan perlawanan dengan militer Indonesia, di wilayah Pegunungan Tengah Papua dalam operasi pembantaian besar-besaran pada tahun 1974-1977.
Nama Jenderal Kelly Kwalik mulai muncul sebagai salah satu tokoh Pembebasan bangsa Papua. Jenderal Kelly Kwalik merupakan salah satu tokoh sentral TPN-OPM, dengan semangatnya tersendiri memperjuangkan hak-hak dasar dan hak Politik Bangsa Papua. Kurang lebih 35 Tahun secara konsisten melakukan perlawanan di tengah hutan rimba Papua. Jenderal Kelly Kwalik terakhir menjabat sebagai panglima Komando Daerah Perjuangan (KODAP) III.
Jenderal Kelly Kwalik seorang militer tapi dalam metode gerilyanya sangat moderat dan rasional dengan mengedepankan hak asasi manusia dan norma-norma hukum. Jenderal Kelly Kwalik tidak pernah menghancurkan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, tapi memperjuangkan hak kedaulatan kebangsaan Bangsa Papua 1 Desember 1961 yang diambil secara paksa oleh kolonialisme Indonesia atas konspirasi Amerika melalui New York Agreement dan Roma Agreement.
Jenderal Kelly Kwalik mengabdikan diri untuk tanah Papua, sejak tahun 1974, mulai saat itulah Pemerintah Indonesia menganggap Jenderal Kelly Kwalik sebagai pengacau stabilitas integrasi NKRI sehingga dijadikan sebagai musuh abadi yang harus di hilangkan nyawanya. Tahun 2006 Jenderal Kelly Kwalik secara resmi di jadikan sebagai Daftar Pencaharian Orang (DPO) Polda Papua, atas kasus penembakan warga asing di Mille 72, tetapi kenyataan dilapangan malah isu penembakan tersebut masih dikategorikan sebagai Orang Tak Dikenal (OTK). Kurang lebih 3 tahun kemudian, aparat kepolisian dan TNI berupaya untuk menghabiskan nyawa Jenderal Kelly Kwalik, namun selalu gagal terus. Di tahun 2009 ini semua kekuatan diarahkan ke Timika, untuk musnahkan dalang yang meresahkan di areal bisnis emas terbesar dunia ini. Oleh sebabnya PT. Freeport Indonesia secara terbuka mendanai semua kekuatan untuk membunuh Jenderal Kelly Kwalik dengan memberikan biaya operasi keamanan lebih besar, dana ini ambil dari potongan gaji karyawan PT. Freeport Indonesia.
Langkah-langkah strategis dilakukan oleh aparat kemanan untuk menembak Jenderal Kelly Kwalik adalah pendekatan persuasive yaitu bagun propaganda bahwa Kapolda Papua Irjend Bagus Ekodanto (mantan) mengatakan pelaku bukan Jenderal Kelly Kwalik namun Pangdam Cederawasih Mejend. A. Nasution mengatakan pelakunya Jenderal Kelly Kwalik. Kapolda mengatakan hal tersebut karena anak buahnya sudah ketemu langsung dengan Jenderal Kelly Kwalik, ia mengatakan bahwa saya bukan pelaku, konflik di areal PT.Freeport Indonesia, pelakunya adalah aparat TNI dan Polri yang sedang memperebutkan lahan bisnis militernya di areal PT. Freeport Indonesia.
Sayangnya pernyataan mantan Kapolda Papua disampaikan ke publik saat menyelang mutasi antara Irjend Bagus Ekodanto digantikan Irjend Bekto Suprapto. Kapolda baru Irjend Bekto Suprapto hiraukan pernyataan mantan Kapolda Papua kemudian mendukung pernyataan Pandam Cenderawasih bahwa dalang pengacauan di areal PT. Freeport Indonesia adalah Jenderal Kelly Kwalik, oleh sebabnya cara yang dilakukan Kapolda Papua adalah memutasikan kapolres Timika beserta jajaran strategis di bersihkan dan steril kemudian Kapolda Papua Irjend Bekto membangun jaringan baru berdasarkan informasi dan data yang telah di himpun oleh Kapolda lama, salah satu data adalah pertemuan dengan Jenderal Kelly Kwalik.
Ketika hitungan Intelejen Indonesia memastikan Jenderal Kelly Kwalik ada di Kota Timika karena sakit, maka Intelejen Indonesia bergerak dengan menciptakan propaganda sebelum penembakan terhadap Jenderal Kelly Kwalik Tanggal 15 Desember 2009, yaitu pelantikan anggota DPRD Timika periode 2009-2014 dan pada malam hari terjadi pembakaran pasar di Timika kota saat itulah Jenderal Kelly Kwalik ditembak. Artinya perencanaan ini sudah dibuat sedemikian rupa agar alihkan perhatian masa ke pelantikan anggota DPRD Timika dan pembakaran Pasar di Timika, supaya dengan mudah menghilangkan dan mengambil nyawa Jenderal Kelly Kwalik.
Pada hari Rabu, 16 Desember 2009 , tepat pukul 03.00 (WP), Jenderal Kelly Kwalik berhasil ditembak oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Mabes Polri di gorong-gorong Timika. Jenderal Kelly Kwalik tertembak di paha kanan tembus ke paha kiri di salah satu rumah warga sipil di Timika, tertembaknya Jenderal Kelly Kwalik saat sedang tidur, seorang agen dari densus 88 menghampiri depan pintu kamar dimana Jenderal Kelly Kwalik sedang tidur (posisi sakit) kemudian mengetuk pintu dan memanggil nama untuk dibukakan pintu (dalam bahasa amungal), Jenderal Kelly Kwalik bangkit berdiri dari tempat tidur langsung buka pintu, setelah dibukakan pintu terperangkap dalam todongan senjata Densus 88, Jenderal Kelly Kwalik mundur dan keluar lompat melalui jendela dengan tujuan bisa menyelamatkan diri namun diluar sudah ada kepung sehingga berhasil melumpuhkannya melalui timah panas, namun sebelumnya beliau juga sempat melakukan perlawanan dan menembak 2 anggota Densus 88 hingga tewas ditempat.
Saat kejadian tersebut, Jenderal Kelly Kwalik langsung di evakuasi ke rumah sakit Karitas Kuala Kencana Timika. Dalam perjalanan dari TKP menuju ke Rumah Sakit Karitas Jenderal Kelly Kwalik menghembuskan nyawa karena kehabisan darah. Di tempat TKP juga pihak Densus 88 berhasil menyita beberapa barang saebagai alat bukti dan menangkap 5 orang sebagai saksi 4 orang laki-laki dan 1 orang perempuan kemudian diamankan Polres Mimika. Setelah di evakuasi jenasa Jenderal Kelly Kwalik di rumah sakit Karitas Timika, sekitar jam 11.00 WP Jenderal Kelly Kwalik diberangkatkan ke Jayapura melalui pesawat Buing Merpati untuk melakukan otopsi forensik di Rumah Sakit Bhayangkara Jayapura.
Sumber:
– Data Manajemen PT. Freeport Indonesia
– Materi Dikpol/Diskusi ASMI Padang
(suara mon)
Komentar