Jurnalpatrolinews – Teheran : Menteri Intelijen Iran mengatakan tekanan terus-menerus dari Barat dapat mendorong Teheran untuk melawan seperti “kucing yang tersudut” dan mencari senjata nuklir, yang selama bertahun-tahun ditegaskan oleh Republik Islam itu tidak akan pernah dikembangkan, Reuters melaporkan.
Pernyataan yang dibuat dalam sebuah wawancara televisi adalah saran langka bahwa Iran mungkin memiliki kepentingan dalam senjata nuklir, yang dikejar negara-negara Barat telah dikejar oleh Iran.
Pejabat Iran telah berulang kali menolak tuduhan ini, mengutip fatwa atau keputusan agama yang dikeluarkan pada awal 2000-an oleh otoritas tertinggi Republik Islam, Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, yang melarang pengembangan atau penggunaan senjata nuklir.
Amerika Serikat dan kekuatan Barat lainnya yang awalnya menandatangani kesepakatan nuklir 2015 dengan Iran tampaknya berada pada jalan buntu mengenai pihak mana yang harus kembali ke kesepakatan terlebih dahulu, sehingga sanksi AS yang telah melumpuhkan ekonominya tidak dapat dengan cepat dihapus.
“Pemimpin Tertinggi telah secara eksplisit mengatakan dalam fatwanya bahwa senjata nuklir bertentangan dengan hukum syariah dan Republik Islam melihat mereka sebagai dilarang secara agama dan tidak mengejarnya,” kata menteri, Mahmoud Alavi, kepada TV pemerintah.
“Tapi kucing yang terpojok mungkin berperilaku berbeda dari saat kucing itu bebas. Dan jika mereka (negara-negara Barat) mendorong Iran ke arah itu, maka itu bukan lagi kesalahan Iran,” kata Alavi dalam wawancara yang disiarkan Senin malam.
Rincian dari wawancara tersebut dipublikasikan oleh situs berita Iran pada hari Selasa. (***/.dt-memo)
Komentar