AS Kutuk Penggunaan Kekerasan terhadap Demonstran Myanmar

JurnalPatroliNews, Washington – Pemerintah Amerika Serikat mengutuk penggunaan kekerasan terhadap para pengunjuk rasa anti-kudeta di Myanmar. AS pun menegaskan soal kebebasan berekspresi para demonstran.

“Kami mengutuk keras kekerasan terhadap demonstran,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price kepada wartawan seperti dilansir AFP, Rabu (10/2/2021).

“Semua individu di Burma (Myanmar) memiliki hak atas kebebasan berekspresi, berserikat, berkumpul secara damai, termasuk untuk tujuan protes damai,” katanya.

“Kami mengulangi seruan kami kepada militer untuk melepaskan kekuasaan, memulihkan pemerintahan yang dipilih secara demokratis, membebaskan mereka yang ditahan dan mencabut semua pembatasan telekomunikasi dan menahan diri dari kekerasan,” ujar Price.

Saksi mata mengatakan polisi menembakkan peluru karet dan menembakkan meriam air ke pengunjuk rasa di ibu kota Naypyidaw pada Selasa (9/2).

Akibat serangan itu, seorang dokter mengatakan, satu orang wanita saat ini dalam kondisi kritis akibat luka tembak di kepala. Sementara tiga orang lainnya dirawat karena luka-luka.

Luka-luka ini disebut karena peluru karet yang sebagian besar ditembakkan ke udara oleh polisi. Petugas juga disebut menggunakan meriam air untuk mencoba membubarkan pengunjuk rasa di ibu kota Naypyitaw. Beberapa polisi juga mengalami luka-luka saat membubarkan pengunjuk rasa.

(dtk)

Komentar