BPIP Gelar Acara Sarasehan Guru PPKN, Bahas Nilai Pancasila Dalam Kurikulum Merdeka

Untuk menghadapi Gen z ini perlu pendekatan yang afektif dibanding pendekatan kognitif pada para Peserta didik yang bisa diprovide oleh tehnologi.

Metode pengajaran sekarang hendaknya lebih menitikberatkan pada eksplorasi setiap individu dalam upaya mengembangkan potensi panca indera secara efektif dan menyeluruh hingga dapat dengan benar Mengeksplorasi dimensi afektif hingga anak tak merasa terbebani namun menikmati dan menyenangi pelajaran yang mereka hadapi.

Karenanya Pancasila harus punya rasa, dengan rasa itu para peserta didik akan berlaku sesuai dengan kesadarannya, para Peserta didik dapat melihat dan mengeksplorasi peristiwa peristiwa yang terjadi disekitarnya dan kemudian mengupas fenomena tersebut dengan nilai nilai Pancasila.

Dengan hal dan metode tersebut maka akan muncul akan Pancasila yang berempati, bukan pancasila yang didoktrin,melainkan Pancasila yang dilatih dalam kebiasaan dan kesederhanaan, kita akan menemukan Pancasila yang benar benar dinikmati dan dihidupi oleh seluruh peserta bahan ajar bukan hanya sekedar dihapalkan karenanya Perlu peningkatan kualitas dan kemampuan affeksi guru sehingga pendidikan pancasila benar benar hidup dan nyata salam dalam kehidupan sehari hari buka hanya sekedar hafalan.

Dalam Acara yang dihadiri oleh 100 orang guru PPKN baik secara luring maupun daring dari seluruh jenjang pendidikan ini juga hadir Ibu Istiyani dari Binus University yang menyatakan bahwa perlu ada perubahan dan penyesuaian strategi pembelajaran dengan biasakan anak anak berdialog dan Budayawan Taufik Rahzen yang menawarkan Metode pembelajaran Empat I yang bertitik pada empat unsur yaitu informasi, impian, inisiatif dan insan.

Komentar