4000 Hektar Disiapkan Buat Relokasi Pabrik yang Pindah dari China, Presiden Jokowi Tak Mau Kecolongan Lagi

JurnalPatroliNews – Batang,– Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap Kawasan Industri Terpadu di Batang mampu menarik perusahaan-perusahaan asing yang ingin merelokasi pabriknya dari China. Dia tak ingin kecolongan lagi.

Hal itu diungkapkannya saat melakukan peninjauan ke kawasan industri yang berlokasi di Desa Ketanggan. Kec Gringsing, Kabupaten Batang itu.

Dalam kunjungan itu dia juga didampingi oleh Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.

“Jangan sampai peristiwa tahun lalu terjadi lagi. Ada relokasi dari Tiongkok 33 perusahaan kita satu pun nggak dapet,” ujarnya dilansir dari video live di akun YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (30/6/2020).

Oleh karena itu Jokowi meminta kepada jajarannya, khususnya Kepala BKPM agar memberikan pelayanan yang terbaik bagi perusahaan asing. Dia ingin mereka diberikan kemudahan dalam segala hal.

“Kita akan siapkan kurangi lebih 4.000 hektar di sini dan untuk tahapan pertama akan disiapkan sanksi 450 hektar terlebih dahulu. Langsung misalnya ada yang mau pindah, tadi LG mau pindah besok sudah silakan langsung masuk, sudah nggak usah ngurus apa-apa. Yang mengurus semuanya di Kepala BKPM tentu saja dibantu nanti oleh gubernur dan bupati yang ada di sini,” ujarnya.

Jokowi juga ingin Indonesia menang dalam bersaing dengan negara lain untuk memperebutkan perusahaan yang pindah dari China. Dia harap Indonesia bisa memberikan penawaran yang jauh lebih menarik dari negara lain.

“Saya tidak mau lagi, tadi ada potensi 119 perusahaan yang akan relokasi, dari Tiongkok keluar, jangan sampai kita tidak mendapatkan perusahaan-perusahaan itu untuk mau masuk ke Indonesia. Jangan kalah dengan negara-negara lain kalau mereka memberikan harga tanah misalnya Rp 500 ribu ya kita harus bisa di bawahnya itu, Rp 300 ribu misalnya. Kalau mereka membeli harga tanah Rp 1 juta ya kita harus bisa memberikan harga Rp 500 ribu. Kalau mereka mengurus izin di sana 1 bulan ya kita bisa seminggu. Kalau mereka ngurus di tempat lain seminggu ya kita harus bisa sehari dua hari. Harus memiliki competitiveness yang baik,” terangnya.

(lk/*)

Komentar