Baginya yang penting kewajiban jemaah sholat subuh sudah dilaksanakan, sesuai ketentuan yang baku.
Alasan lain, imam tipe ini, mungkin dia berpendapat dengan surat pendek juga tidak mengurangi kesempurnaan sholat subuh.
Tipe ketiga, imam yang memilih jalan tengah: satu rakaat dengan bacaan panjang, sedangkan satu lagi dengan bacaan pendek. Bacaan panjang dapat di rakaat pertama atau kedua. Begitu juga sebaliknya, bacaan pendek dapat di rakaat pertama atau kedua. Dengan cara demikian, di satu sisi ayat-ayat penting yang panjang sudah diperdengarkan untuk disimak jemaah, tetapi pada sisi lain, urusan keseharian duniawi jemaah juga tidak diabaikan.
Iman tipe keempat, yang terakhir, imam yang cenderung membacakan surat atawa ayat-ayat yang populer. Dengan begitu, dia mengharapkan, jemaah lebih banyak yang dapat dan langsung faham mengikutinya.
Surat atau ayat-ayat populer sudah sangat diketahui, dihafal dan difahami sehingg lebih mudah diikuti jemaah.
Semua pilihan imam sah. Semuanya benar . Kita tidak dapat meminta imam untuk membaca surat panjang atau pendek, atau meminta imam membaca surat-surat khusus yang kita sukai atau menjadi favorit kita.
Surat atau ayat mana pun yang bakal dibaca , sepenuhnya diserahkan kepada para imam. Otoritas para imam.
Kita wajib mengikuti semua yang dipilih imam tanpa komplain sama sekali.
Disinilah makmun diajarin untuk tunduk dan patuh pada imam. Kita, para jemaah, tidak boleh melawan keputusan imam. Kita wajib mengikuti imam sebagai pemimpin sholat.
Di mesjid dekat rumah hamba, tiap sholat subuh, setiap hari imamnya berganti-ganti. Sudah ditentukan hari ini si anu, hari itu si ini. Jadi, selama seminggu sudah ada jadwal imam tetap.
Masing-masing imam memiliki karakter dan pliihannya sendiri-sendiri. Kami sebagai jemaah, bagaimana pun imamnya, sepanjang tidak menyimpang, pastilah wajib mengikuti mereka.
Hamba pernah mencoba bertanya kepada salah seorang imam subuh kami, bagaimana cara dia memilih surat atau ayat yang mau dibacakannya. Dia terlihat terkejut mendengar pertanyaan hamba, tetapi sesaat kemudian dia menjawab dengan diplomatis.
“Ya, yang pertama-tama, tentu yang saya hafal,” jawabnya sambil tersenyum.
Hamba pun tak mengejar dengan pertanyaan lainnya, lantaran itu masuk wilayan otoritas dari imam.
Tak hanya itu yang kita ikuti dari imam. Ada imam yang saat memimpin sholat subuh, melaksanakan sunah sujud tilawah. Sujud ini belum banyak diketahui jemaah apalagi menjadi kebiasaan. Kendati begitu, sebagai makmun, kita tetap harus mengikuti imam.
Manakala sholat subuh telah rampung dan memasuki zikir dan doa, imam juga punya pilihan atau cara masing-masing. Ada imam yang tetap duduk menghadap ke kiblat. Jadi, tak mengubah posisinya. Ada pula imam yang mengubah arah dudunya ke kanan.
Komentar