Tantangan Industri Keuangan Ke Depan, BI Minta Bank Antisipasi Kejahatan Siber

JurnalPatroliNews – Jakarta,  Bank Indonesia (BI) meminta perbankan untuk mengantisipasi ancaman kejahatan siber atau cyber crime. Pasalnya, kiblat perbankan dinilai telah bergeser ke transaksi digital.

Deputi Gubernur BI Sugeng mengungkapkan risiko kejahatan siber adalah tantangan perbankan ke depan. Oleh karenanya, ia meminta perbankan untuk melakukan proteksi data nasabah atau perlindungan konsumen, antisipasi tindak pidana pencucian uang, dan risiko operasional.

Peringatan yang diberikannya tersebut bukan tanpa alasan, Sugeng bilang menurut publikasi Financial Service Information Security Sharing and Analysis Center yang dilakukan pada kuartal II 2020, Indonesia masuk ke peringkat 9 negara yang rentan akan serangan kejahatan dunia maya.

“Tentu ini jadi perhatian kami bagaimana membuat proteksi di sini,” katanya pada peresmian Indonesia Fintech Society secara daring pada Senin (9/11).

Sugeng mengingatkan perbankan untuk tak telat bergerak. Pasalnya, ia menilai perbankan ketinggalan dalam mengimplementasikan tranformasi digital, tak sesigap fintech.

Tahun lalu, survei BI menunjukkan bank masih berada pada kuadran pertama yang lebih fokus mengembangkan kanal elektronik seperti ATM dibandingkan memperkenalkan internet dan mobile banking.

Namun, kondisi sudah mulai berubah dan bank-bank sudah mulai menyadari pentingnya era digital di depan. Hal ini dibuktikan dengan maraknya langkah penguatan digital.

“Ini terlihat dari inisiatif berbagai bank dalam menawarkan layanan digital banking serta data di 3 bank besar di Indonesia, di mana transaksi digital banking terkembang pesat sekali,” pungkasnya.

(*/lk)

Komentar