Wow! Ternyata Munarman Eks FPI Pernah Lawan Intelijen Militer Amerika

Jurnalpatrolinews – Jakarta :  Jagat tanah air dikejutkan dengan tindakan hukum penangkapan terhadap mantan pentolan organisasi terlarang FPI, Munarman. Dia diringkus oleh anggota Detasemen Khusus Anti Teror (Densus) 88 Polri.

Pria kelahiran Palembang, Sumatera Selatan itu ditangkap Densus 88 di kediamannya dan kepolisian menyatakan Munarman ditangkap karena sudah berstatus sebagai tersangka dalam aksi terorisme sesuai Undang-undang Nomor 5 Tahun 2018, tentang pemberantasan tindak pidana terorisme.

Orang Indonesia mungkin sudah tahu banget siapa Munarman dan bagaimana sepakterjangnya. Selain dikenal sebagai eks pentolan ormas terlarang FPI, dia juga dikenal sebagai seorang pengacara dan aktivitas HAM. Selain itu dahulu dia juga pernah menjabat Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI).

Namun, di balik semua itu, patut diakui Munarman memang seorang pemberani. Bagaimana tidak, dia pernah menghadapi intelijen militer Amerika Serikat. Berdasarkan catatan VIVA Militer, Munarman nekat melawan intelijen Amerika Serikat dalam kasus Naval Medical Research Unit Two atau NAMRU-2 pada 2008.

Kecurigaan Munarman atas aktivitas NAMRU di Indonesia sebenarnya cukup beralasan. Sebab, sebagai lembaga riset medis seharusnya NAMRU berada di bawah Departemen Kesehatan Amerika, bukan di bawah militer Angkatan Laut Amerika Serikat.

Di saat itu, tak cuma Munarman yang menentang aktivitas NAMRU-2, tapi ada juga Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari. Malahan, Bu Menteri itu lebih dahulu dari Munarman menentang NAMRU-2 karena dinilai tidak transparan dalam melakukan riset untuk membuat vaksin wabah flu burung dan NAMRU-2 juga dicurigai hanya sebagai proyek intelijen Amerika.

Memang ketika itu Angkatan Laut Amerika Serikat seolah cuma diam dengan tuduhan Munarman. Namun akhirnya, NAMRU-2 benar-benar pergi dari Indonesia. Amerika merelokasi NAMRU-2 ke pangkalan militer Pearl Harbor, Hawaii dan mulai beroperasi 2010.

NAMRU-2 mulai berdiri di Indonesia pada 1970, tapi waktu itu masih unit saja, sedangkan induknya berada di Manila. Induk NAMRU-2 baru pindah ke Jakarta pada 1991 setelah iklim politik di Manila memanas.

Sebenarnya, NAMRU-2 sudah ada sejak lama dimulai dari Guam ketika pecah Perang Dunia II. Pengoperasian awalnya di bawah sebuah yayasan bernama Rockefeller. Dari awal, NAMRU-2 difungsikan utnuk mempelajari berbagai penyakit menular, yang katanya memiliki potensi untuk pertimbangan militer di Asia.

Akhirnya pada 1955, NAMRU-2 resmi didirikan di Kota Taipei, Taiwan. Cukup lama NAMRU-2 berada di negara ini, hampir serempat abad.  (Viva)

Komentar