Kacau, Pasokan 100 Juta Vaksin AstraZeneca ke RI Tak Pasti!

JurnalPatroliNews – Jakarta,- Pengiriman vaksin Covid-19 AstraZeneca ke Indonesia kemungkinan tertunda akibat adanya embargo ekspor vaksin dari India dan negara lainnya.

“AstraZenecea mengundurkan jadwal pengiriman ke Indonesia yang tadinya 50 juta menjadi 20 juta di tahun ini. Lalu 30 juta di tahun depan,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi IX DPR RI, Kamis (8/4/2021).

Pemerintah sendiri mendapatkan vaksin AstraZeneca melalui dua mekanisme pertama melalui jalur bilateral sebanyak 50 juta dosis, juga jalur multilateral melalui Covavax-GAVI sebanyak 54 juta dosis AstraZeneca.

“Yang bermasalah pertama kali adalah Covavax-GAVI, karena adanya embargo dari India, GAVI merelokasi vaksin seharusnya terima 11 juta dosis di Maret – April ditunda semua ke bulan Mei. Kita hanya dapat 1 juta dosis. Ini juga belum mendapat konfirmasi,” tambahnya.

“Terus terang ini bukan suatu hal yang bisa kita terima. Kita langsung lakukan komunikasi dengan pihak AstraZeneca. Jadi ada 100 juta dosis vaksin sampai sekarang menjadi agak tidak pasti jadwalnya,” kata Budi.

Tapi Budi meyakini berdasarkan hitungan jumlah vaksin yang akan datang masih dapat memenuhi kebutuhan RI. Walaupun belum semua mendapat komitmen tertulis dari produsen.

“Jumlah vaksin yang ada sampai sekarang sesudah revisi masih mencukupi angkanya di 396 juta dosis masih di atas (kebutuhan) 363 juta dosis, tapi memang ketidakpastiannya tinggi, karena bergantung pada suplai GAVI mereka sampai sekarang belum memberikan komitmen tertulis ke kita jadi masih ketidakpastian tinggi, saya susah beri kepastian karena belum dapat kepastian juga dari produsen,” jelasnya.

Budi menjawab pertanyaan Ketua Komisi IX DPR RI, Charles Honoris, soal skenario terburuk, jumlah vaksin masih bisa tidak tercapai?

“Risiko itu masih ada, makanya kita mau membuka jalur baru dengan berdiskusi dengan pemerintah China untuk meminta tambahan 90 – 100 juta dosis, kita masih mencari jalur baru,” jelasnya.

Selain dari China potensi vaksin juga cukup besar berasal dari Amerika Serikat. Melihat dalam roadmap vaksinasi Amerika Serikat bisa selesai pada bulan Juni mendatang.

“Rencana kami setelah itu akan melakukan lobi G2G kalau dibuka, kalau bisa Indonesia di list pertama. Ini masih diskusi dini untuk antisipasi,” jelas Budi.

(cnbc)

 

Komentar