Siap Dukung Petani Konvensional Beralih ke Budidaya Holtikultura di Purbalingga, Ini kata Ngahadi Petani Milenial

JurnalPatroliNews – Purbalingga,– Tanaman hortikultura sangat potensial untuk dikembangkan, karena memiliki prospek yang cukup bagus di pasar luar negeri, Bila dicermati lebih jauh serta mengikuti Pola tanam dan aturan panen sesuai anjuran Penyuluh pertanian lapangan (PPL), Bukan tidak mungkin hasil panen petani holtikultura nantinya jauh lebih baik dari petani konvensional, tentunya dapat membantu peningkatan tarap hidup bagi para petani holti serta dapat menjadi sumber devisa Negara.

“Pengembangan tanaman hortikultura sangat potensial karena hasil penjualannya yang cukup bagus di pasar ekspor, dengan biaya penanaman yang relatif cukup murah dan terjangkau, tetapi hasilnya jauh lebih bagus, lebih banyak dan masa panennya lebih lama,” Hal itu dikatakan Ngahadi Hadi Parwoto (39), Petani milenial Holti yang terbilang sukses di wilayah Tlahab wetan usai menerima kunjungan dari pejabat LPDB-KUMKM ( Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah), Minggu (14/3)

Untuk itu, Ngahadi yang juga ketua Koperasi Max Yasa siap menjadi pendamping dan koordinator guna mendorong para petani yang ada di wilayah Purbalingga dan kresidenan Banyuwangi untuk terus mengintensifkan budi daya tanaman hortikultura.

“Banyak komoditas hortikultura yang dapat dikembangkan dan yan dapat menembus pasar ekspor, bisa berbentuk sayuran, meliputi Baby buncis atau Buncis kenya, buncis lokal, labu madu, kentang, ubi merah, Ubi jepang dan lainnya, Bisa juga buah-buahan seperti Nanas madu, mangga, manggis, rambutan dan masih banyak jenis tanaman lainnya yang bisa dikembangkan dan menjadi unggulan kwalitas ekspor,” katanya.

Dia menilai, harga jual komoditas hortikultura di pasaran ekspor pada saat ini sangat menarik dan dapat memberikan pendapatan yang cukup tinggi bagi petani.

“Siap melakukan pendampingan dan koordinator serta mengajak petani konvensional menuju petani budidaya Holti, Tentunya sebagai langkah awal, dapat memanfaatkan lahan yang ada untuk budi daya tanaman hortikultura dengan kwalitas ekspor, Akan tetapi harus mengikuti aturan tanam dan aturan panen dari penyuluh lapangan agar mendapatkan hasil sesuai yang diharapkan, ” katanya.

Dia meyakini bahwa pengembangan tanaman hortikultura akan dapat meningkatkan kesejahteraan petani di wilayah Purbalingga dan sekitarnya.

Sementara itu, dia juga mengingatkan agar pemerintah daerah, pemerintah pusat saling bersinergi, terus meningkatkan sosialisasi kepada seluruh petani mengenai manfaat dan potensi budi daya hortikultura, melalui kelompok tani budidaya holtikultura.

“Yah, Sosialisasi kepada petani harus dilakukan secara terus menerus agar mereka terdorong untuk mengembangkan tanaman/budidaya hortikultura,” tutup Ngahadi Hadi Parwoto yang sekaligus sebagai Ketua koperasi Max Yasa bagi para petani Holti di Purbalingga.

Diketahui sebelumnya, Kadis Pertanian Purbalingga Mukodam, S.Pt, memberikan apresiasi kepada petani milenial Holti Desa Tlahab, Seperti halnya yang di lakukan oleh Ngahadi Hadi Parwoto Petani milenial dari Desa Tlahab Purbalingga.

” Dinas Pertanian Kabupaten Purbalingga tentunya memberikan apresiasi kepada pelaku usaha milenial agro bisnis holtikultura (Petani milenial)yang dimotori oleh Mas Hadi (Ngahadi Hadi Parwoto-red) yang telah berkontribusi sebagai pelaku usaha dan juga sebagai Petani Budidaya Holtikura yang telah menembus pasar ekspor ke Singapore dan negara tujuan lainnya,” Ujar Mukodam, S.Pt di Kaki Gunung Slamet Desa pengalusan, Purbalingga, Sabtu (27/2) lalu.

Kita akan terus mendorong para petani milenial, Kata Mukodam, S.Pt, Agar para petani binaan Mas Hadi, terus berkiprah dalam bidang pertanian, budidaya holtikultura sebagai komoditas pasar ekspor terbuka.

“Komoditas ekspor di Purbalingga meliputi Buncis Varietas kenya atau baby buncis, buncis lokal, kentang, tomat, labu madu, Nanas madu, Umbi (ubi jepang dan ubi ungu),” Jelasnya.

Dan untuk komoditas perkebunan, Kata Mukodam, S.Pt, meliputi Gula kelapa kristal, Sapu gelaga arjuna, minyak aksiri (sereh wangi dan nilam).

“Saat ini untuk ekspor gula kelapa kristal organik 400-500 Ton /bulan, Sedangkan untuk permintaan ekspor sayur mayur masih lebih banyak lagi permintaan pasar di luar negeri,” tandasnya.

Masih kata Mukodam, S.Pt, Pemerintah dalam hal ini, Dinas pertanian akan terus mendorong minat petani konvensional menjadi petani mekanisasi dan moderenisasi, Serta mengajak para pemuda untuk mengadopsi pola petani konvensional untuk menjadi petani milenial.

” Tentunya kepada pemerintah pusat, Dinas Perindustrian perdagangan, Pertanian, Kementerian Koperasi UKM, (Syukur-syukur dibantu dalam hal permodalan) serta dinas terkait lainnya, agar lebih mensupport dan bersinergi dan berbagi porsi untuk mengembangkan pertanian di Purbalingga lebih maju lagi,” Pungkasnya.

(*/lk)

Komentar