Roadshow Ny Putri Koster Di Singaraja: Jadi Narsumber Di Beberapa Radio

Sementara itu Prof. Damriyasa menyampaikan, terdapat tiga aspek utama yaitu manusia, alam dan budaya yang dituangkan dalam 44 Tonggak Peradaban Penanda Bali Era Baru untuk membangun Bali, membangkitkan Taksu Bali. Gubernur beserta jajarannya bekerja keras menata Bali baik secara fundamental dan komprehensif berdasarkan nilai-nilai kearifan lokal Sat Kerthi. Untuk itu diperlukan kesadaran seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama membangun kembali Taksu Bali. “Hal-hal lama yang mungkin hilang atau berubah tergerus baik oleh kemajuan zaman ataupun regulasi yang kurang mendukung, kita tata kembali, bangkitkan dan perkuat keberadaannya. Seperti misalnya penguatan kedudukan desa adat, perlindungan terhadap pratima, penggunaan garam lokal Bali dan termasuk salah satunya minuman tradisional Bali yaitu arak Bali. Dengan pemanfaatan produk lokal kita akan mampu menggerakkan roda perekonomian kita mengingat kita memiliki pasar dan potensi yang luar biasa yang jika kita kembangkan dan tata kembali akan menjadi sumber kesejahteraan yang luar biasa bagi kita bersama,” urainya.

Hal senada juga disampaikan Prof. Ir. Made Sudiana Mahendra (Kelompok Ahli Bidang Pangan, Sandang dan Papan). Kata dia, keberpihakan Gubernur Bali terhadap pembangunan kedaulatan pangan, sandang dan papan diwujudkan secara nyata dalam 44 tonggak tersebut seperti menjadikan Bali sebagai Pulau organik, pelestarian tanaman endemik Bali, Gumitir Bali Sudamala, Bangga Produk Lokal Bali seperti UMKM, harkat Arak Bali serta berbagai program strategis lainnya, yang sudah diatur dengan payung hukumnya.

Memasuki dunia era baru, kemajuan kebudayaan Bali telah mampu membentuk karakter manusia Bali. Misalnya saja penggunaan pakaian adat setiap hari Kamis, kita lihat di lingkungan sekolah misalnya lintas agama menggunakan busana adat ke sekolah dimana hal ini menunjukkan toleransi dan harmoni antar pemeluk agama. “Tidak itu saja, rasa bangga kita menggunakan kain tenun Endek beberapa tahun lalu mungkin berbeda dengan saat ini dimana kita bangga menggunakan kain tenun kita dalam berbagai kesempatan dan bahkan kain tenun kita tidak hanya digunakan dalam skala lokal tetapi juga nasional dan bahkan digunakan oleh para pemimpin dunia. Untuk itu mari kita bersama sama mendukung berbagai program yang dicanangkan pemerintah karena pemerintah tidak bisa bekerja sendiri untuk mewujudkannya. Dengan demikian akan terwujud masyarakat Bali yang metaksu dan di sisi lain dapat mengikuti kemajuan perkembangan yang ada tanpa meninggalkan nilai adat, budaya dan tradisi yang telah diwariskan oleh para leluhur kita,” pungkasnya.

Komentar