Bank Sentral AS Agresif, Rupiah Keok Sepekan, Duet Batu Bara & The Fed

The Fed bisa saja kembali agresif untuk menaikkan suku bunga yang saat ini di kisaran 4,75%- 5% menjadi 5- 5,25% jika laju inflasi tidak sesuai harapan bank sentral. “Tampaknya pandangan yang masuk akal tentang apa yang perlu kita lakukan tahun ini untuk menurunkan ketidakseimbangan penawaran dan permintaan” ungkapnya.

Di sisi lain, penurunan harga batu bara dan minyak sawit mentah (CPO) menjadi kabar buruk tentunya bagi rupiah.Ekspor CPO dan batu bara berkontribusi sekitar 30% ke total ekspor. Pada perdagangan Kamis (9/21/2023), harga batu kontrak Maret di pasar ICE Newcastle ditutup di US$ 191,5 per ton. Harganya ambruk 16,38% dibandingkan perdagangan hari sebelumnya.

Pelemahan tersebut menyeret harga batu bara ke bawah level US$ 200 untuk pertama kalinya sejak 3 Februari 2022 atau sebelum perang Rusia-Ukraina meletus. Penurunan harga batu bara dan CPO ini bisa berdampak kepada melemahnya ekspor Indonesia. Artinya, pasokan dollar AS ke Indonesia melalui jalur ekspor akan berkurang. Rupiah pun bisa ikut terimbas.

Komentar