Disamping itu, Direktur Utama PHI, Sunaryanto, menyampaikan bahwa keberlanjutan operasi dan bisnis migas perusahaan berperan penting dalam mendukung keberlangsungan penyediaan energi nasional dan pembangunan ekonomi Indonesia.
“Diesel Dual Fuel merupakan terobosan penting untuk mengoptimalkan biaya operasi khususnya penggunaan bahan bakar untuk crew boat, mendukung operasi ramah lingkungan, dan kebijakan diversifikasi energi pemerintah. Selain itu, hal ini sejalan dengan strategi PT Pertamina (Persero) terkait transisi energi dan pengurangan emisi karbon”, papar Anto.
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto menyampaikan apresiasi atas keberhasilan PHM dalam melakukan konversi bahan bakar ini. Menurutnya, terobosan diesel dual fuel crew boat sangat penting karena mampu menggabungkan dengan penggunaan bahan bakar gas (LNG) di era transisi energi yang tengah berlangsung. Langkah ini sejalan dengan renstra Indonesia Oil & Gas (IOG) 4.0 yaitu menjaga keberlanjutan lingkungan dan salah satu implementasi program Low Carbon Initiative (LCI).
“Selain memberikan dampak positif dalam menjaga lingkungan, penggunaan LNG akan memberikan efisiensi biaya bagi PHM dan jika diikuti oleh KKKS lain, maka akan meningkatkan efisiensi operasional industri hulu migas serta menjadi salah satu terobosan yang mendorong penggunaan gas menggantikan minyak di dalam negeri”, imbuh Dwi.
PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) merupakan anak perusahaan PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) yang menjalankan pengelolaan operasi dan bisnis hulu migas sesuai prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) di Wilayah Kerja Mahakam di Kalimantan Timur. Melalui kerja sama dengan SKK Migas, PHM bersama anak perusahaan dan afiliasi PHI lainnya terus melakukan beragam inovasi dan aplikasi teknologi untuk menghasilkan energi yang selamat, efisien, andal, patuh, dan ramah lingkungan demi mewujudkan #EnergiKalimantanUntukIndonesia. Informasi lebih lanjut tentang PHI tersedia di https://phi.pertamina.com.
Komentar