Studi Baru: Insomnia Tidak Hanya Sulit Tidur, Tapi Juga Tingkatkan Risiko Stroke!

JurnalPatroliNews – Jakarta – Sulit tidur tampaknya menjadi kebiasaan yang sulit untuk dilawan, terutama di kalangan orang dewasa. Namun, kebiasaan ini sebenarnya dapat meningkatkan risiko terkena penyakit stroke, yang sering diabaikan.

Berdasarkan laporan dari WebMD, sebuah jurnal yang diterbitkan oleh Neurology menemukan bahwa insomnia dapat meningkatkan risiko terkena stroke. Insomnia, sebagai gangguan tidur yang ditandai dengan kesulitan tidur atau bahkan tidak bisa tidur sama sekali, dapat memiliki dampak serius pada kesehatan.

Para peneliti menemukan bahwa orang yang mengalami lima hingga delapan gejala insomnia memiliki risiko stroke 51 persen lebih tinggi daripada mereka yang tidak mengalami masalah tidur. Sedangkan, orang yang mengalami satu hingga empat gejala insomnia memiliki risiko stroke 16 persen lebih tinggi.

Wendemi Sawadogo, penulis utama studi dan epidemiologis, menekankan pentingnya mengidentifikasi masalah tidur sejak dini untuk mencegah risiko stroke. Sawadogo menyatakan bahwa stroke yang disebabkan oleh masalah tidur dapat dicegah melalui berbagai terapi yang tersedia.

“Ada banyak terapi yang dapat membantu orang meningkatkan kualitas tidurnya,” kata Sawadogo, dikutip Jumat (1/3/24).

“Mengetahui masalah tidur mana yang memicu risiko stroke dapat memungkinkan seseorang untuk melakukan perawatan atau terapi lebih awal sehingga bisa mengurangi risiko stroke di masa depan,” ujar peneliti di Virginia Commonwealth University di Richmond tersebut.

Phyllis Zee, direktur Pusat Pengobatan Sirkadian dan Tidur di Feinberg School of Medicine di Northwestern University, mengungkapkan bahwa ritme tidur yang tidak teratur dapat mempengaruhi metabolisme, tekanan darah, dan memicu peradangan yang dapat menyebabkan stroke.

“Tidur yang buruk dapat mengganggu penurunan tekanan darah alami yang terjadi selama tidur malam dan berkontribusi terhadap hipertensi, yaitu faktor risiko utama stroke dan penyakit kardiovaskular,” tegas Zee.

Sebagai informasi tambahan, stroke merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia, termasuk di Indonesia. Stroke terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu akibat penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik).

Menurut data resmi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 15 juta orang mengalami stroke setiap tahunnya di seluruh dunia. Dari jumlah tersebut, 5 juta meninggal dan 5 juta lainnya mengalami cacat permanen akibat serangan stroke.

Komentar