2024, Kempupera Tuntaskan Jalan Lintas Selatan Jawa

JurnalPatroliNews – Jakarta, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kempupera) akan fokus menyelesaikan pembangunan Jalan Lintas Selatan Jawa dari Malingping Banten hingga Banyuwangi Jawa Timur pada tahun 2024.

Konektivitas Lintas Selatan Jawa dinilai sebagai solusi untuk mengurangi ketimpangan antara wilayah Utara dengan Selatan Jawa.

“Saya ingin memfokuskan penyelesaian pembangunan Jalan Lintas Selatan Jawa yang saat ini menyisakan 300 km yang belum tersambung. Mudahan-mudahan, tahun 2023-2024 semua tersambung sampai Banyuwangi,” kata Menpupera Basuki Hadimuljono dalam sambutannya saat membuka Webinar Nasional Bertajuk Konektivitas Prasarana Jalan untuk Kesejahteraan Bangsa, Senin (21/12/2020).

Basuki menambahkan, dengan tersambungnya Jalan Lintas Selatan Jawa, maka akan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Jalur Selatan Jawa sehingga ketimpangan antara wilayah Utara dan Selatan di Pulau Jawa dapat diturunkan.

Untuk itu, ia mendorong para stakeholder Dinas Kempupera baik di tingkat provinsi maupun kabupaten yang dilalui Jalan Lintas Selatan Jawa agar bekerja sama lebih baik untuk mempercepat penyelesaian Jalan Lintas Selatan Jawa ini. Karena menurutnya, hanya dengan begitu kesejahteraan masyarakat di pesisir Selatan Jawa dapat meningkat. Manfaat lain, dengan rampungnya pembangunan prasarana jalan dan jembatan, maka akan mempercepat peningkatan konektivitas antar-wilayah.

Selain fokus menyelesaikan Jalan Lintas Selatan Jawa, lanjut Basuki, Kempupera juga akan segera menyelesaikan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera, Jalan Perbatasan Kalimantan, Jalan Perbatasan Papua, Trans Papua, dan Jalan Perbatasan Nusa Tenggara Timur (NTT).

“Prasarana jalan, jembatan, dan infrastruktur yang diamanatkan presiden kepada PUPR akan dilanjutkan untuk menghubungkan infrastruktur yang dibangun lima tahun lalu terutama di kawasan-kawasan industri, kawasan pariwisata, dan kawasan produksi rakyat sehingga infrastruktur yang sudah dibangun dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” terang Basuki.

Sementara itu, Direktur Jenderal Bina Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Marga Hedy Rahadian menyebut Jalan Lintas Selatan Jawa merupakan salah satu konektivitas utama di samping Tengah dan Utara. Sebab, ekonomi Selatan Pulau Jawa sangat tergantung dengan Tengah dan Utara. Maka dari itu, pembangunan akses atau penetrasi menuju Selatan terus ditingkatkan semisal dengan membangun Tol Serang – Panimbang, Jalur Bogor – Ciawi – Sukabumi (Bocimi), dan membangun jalan tol dari Cibadak menuju Pelabuhan Ratu yang saat ini sudah masuk master plan.

“Yang namanya Pangandaran itu tidak akan menjual ikan di Pelabuhan Ratu. Pasti menjualnya ke Bandung atau Jakarta. Jadi ini penting untuk menghubungkan Selatan dengan Tengah dan Utara. Karena Selatan wisata pengunjungnya tentu bukan berasal dari Selatan lagi, tapi dari Tengah atau Utara,” ucap Hedy, Senin (21/12).

Selain itu, ia mengungkapkan saat ini Kempupera juga sedang melelang Tol Cileunyi – Garut – Tasikmalaya (Cigatas) yang akan memberikan akses menuju Selatan tepatnya dari Bandung – Tasikmalaya – Cilacap. Seiring dengan itu, pemrakarsa pembangunan tol penghubung antara Tegal atau Brebes dan Cilacap Utara menuju Selatan juga kini sudah ada. Bahkan PUPR berencana membangun Tol Cilacap – Yogyakarta yang akan menjadi jaringan dari akses lintas selatan.

“Kemarin, kita sudah menandatangani kontrak antara Kementerian PUPR dan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) Tol Solo – Yogyakarta – Kulonprogo. Tol tersebut akan memberikan akses menuju Selatan dan Bawen – Yogyakarta. Kita juga tahu sudah ada kegiatan-kegiatan pemrakarsa dari Kertosono – Kediri – Tulungagung yang akan memberikan penetrasi dari Tengah ke Selatan,” ungkapnya.

Lebih jauh, kini sudah ada pula pemrakarsa untuk pembangunan Tol Malang – Kepanjen yang akan mendukung akses menuju Selatan. Hedy mengaku sudah bicara dengan direktur yang mengurusi program perencanaan di Bina Marga untuk mempercepat akses dari Kepanjen menuju Balekambang. Begitu pun dengan tol yang menuju Lumajang karena jalan tol-tol tersebut akan berperan memberikan akses cepat menuju Selatan. Sehingga ujungnya mencapai Banyuwangi yang merupakan konektivitas penuh Jalan Lintas Selatan Jawa.

Trans Jawa Berkontribusi 60%
Dalam kesempatan tersebut, Basuki melaporkan sepanjang tahun 2015-2019 PUPR telah memelihara dan mempertahankan kondisi Jalan Nasional sepanjang lebih dari 47.071 km, membangun lebih dari 3.867 km Jalan Nasional Baru dan membangun 58.346 Jembatan Baru. Sedangkan tahun 2020-2024, PUPR akan terus memelihara Jalan Nasional sepanjang sekitar 50.884 km, membangun lebih dari 3.219 km Jalan Nasional baru seperti Jalan Perbatasan Kalimantan, Trans Jawa dan Trans Papua untuk meniadakan simpang sebidang dengan kereta api manual di perkotaan guna mengurai kemacetan.

Selanjutnya, pada tahun 2020-2024 Kempupera akan membangun jembatan baru sepanjang 38.726 meter serta membangun flyover dan underpass sepanjang 31.053 meter. Semuanya bertujuan untuk memperlancar konektivitas prasarana jalan dan jembatan di Indonesia.

Menurut Basuki, sejauh ini Jalan Tol Trans Jawa terlihat sudah mulai memberikan kontribusi sebesar 60% terhadap perekonomian Indonesia. Karena itu, PUPR terus menggali potensi di koridor Utara Jawa dengan mengembangkan dua kawasan industri baru yakni Subang dan Batang. Termasuk mulai menghubungkan Yogyakarta – Solo – Semarang (Joglosemar).

“Jadi, Semarang – Yogyakarta – Solo – Yogyakarta – Semarang – Solo sudah tersambung dengan Tol Trans Jawa. Dengan demikian, Yogyakarta – Semarang akan kita hubungkan dengan tol sehingga bakal memperlancar arus ekonomi dan wisata di Jawa Tengah dan Yogyakarta sekaligus terkoneksi dengan Karimun Jawa. Jadi kalau ada kapal pesiar merapat di Tanjung Emas, para wisatawan bisa langsung ke Borobudur. Mereka bisa menginap di Yogyakarta, Solo, bahkan menginap di Semarang karena infrastruktur pendukungnya sudah disiapkan,” papar Basuki.

(bs)

Komentar