JurnalPatroliNews – Yogyakarta, Alat deteksi virus Covid-19 berdasar hembusan nafas karya peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, GeNose, sudah dipesan berbagai pihak, baik perguruan tinggi lain, hingga pemerintah daerah.
Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Alumni UGM, Prof Paripurna Poerwoko Sugarda, mengatakan, hingga saat ini tercatat 600 hingga 700 unit pesanan GeNose dari lembaga seperti PLN, Pemda, Perguruan Tinggi, Mal dan juga beberapa apartemen. Sementara, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, sudah sejak lama menginginkan GeNose.
“Bahkan sebelum izin edar keluar, Pak Ganjar selalu menanyakan. Tetapi saya tidak tahu jumlah pemesanannya berapa,” ujar Paripurna, di Yogyakarta, Selasa (29/12/2020).
Mengingat jumlah pemesanannya mulai mengalir, Paripurna menyatakan tetap ada prioritas, karena UGM bersama mitra, baru bisa memproduksi sebanyak 3.000 unit pada Januari mendatang. “Tapi nanti akan bertambah, target kami, pada Februari 2021, akan ada 5.000 unit,” paparnya.
Paripurna bahkan menyatakan, pada 4 Januari 2021 mendatang, UGM akan menyerahkan secara simbolis 1 unit GeNose ke Istana negara.
“Produksi dalam skala besar tetap terbatas, termasuk dalam pendanaan, karena itu, priorotas kami dalam produk awal, pada para sponsor yakni BIN dan Kemristekdikti, dan kepada BIN kami juga minta untuk berbagi dengan BNPB,” ujarnya.
Alat deteksi cepat Covid-19 melalui embusan napas manusia buatan tim peneliti UGM tersebut telah kantongi izin edar dari Kementerian Kesehatan pada 24 Desember 2020.
Alat tersebut sudah dapat diproduksi secara massal dan digunakan masyarakat luas bahkan jika virus Covid-19 sudah bermutasi, GeNose C19 diklaim tetap dapat mendeteksi varian virus baru SARS-CoV-2.
Adapun harga eceran tertinggi mesin GeNose C19 adalah Rp 62 juta. Sementara, kantung plastik atau balon yang dibutuhkan setiap kali testing Rp6.500. Sedang harga hepa filter Rp20.000 namun bisa digunakan hingga 100 kali pakai atau diganti saat ada kasus positif Covid-19 yang terdeteksi.
(bs)
Komentar