Tapi mendengar protes itu, ada beberapa hal yang akan dilakukan oleh pemerintah. Bahlil mengaku, sudah berkomunikasi dengan Presiden untuk meningkatkan kapasitas produksi tembaga Freeport dan membangun smelter baru di Papua.
Nantinya kapasitas produksi tembaga Freeport dari tambang Grasberg di Papua ditambah menjadi 3,8-4 juta ton per tahun dari hanya 3 juta ton per tahun saat ini. Dengan adanya peningkatan kapasitas produksi, maka ada jatah tembaga yang akan bisa diolah di smelter baru di Papua.
“Kami tingkatkan kapasitas produksi tembaga menjadi 3,8 juta (ton) lebih, nanti lebihnya itu direncanakan akan bangun smelter di Papua ini apa yang kita programkan. Jadi nanti Insya Allah doakan secepat mungkin kapasitas produksi bisa naik menjadi 3,8 juta-4 juta ton. Sisanya akan dibangun untuk smelter di Papua,” jelasnya.
Bahlil mengatakan, dia terus memperjuangkan pembangunan smelter di Papua. Namun dia berpesan kebijakan ini juga didukung dengan baik, dan tidak dihambat.
“Jangan dipalang ini palang itu, tapi kita selesaikan dengan kekeluargaan secara baik,” tandasnya.
Komentar