Bank Indonesia Berbagi Tips, Agar UMKM Bertahan Ditengah Pandemi

JurnalPatroliNews – Jakarta – Kepala Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen, Bank Indonesia (BI) Budi Hanoto berbagai tips kepada para pelaku UMKM. Tips ini diberikan agar para pelaku bisa terus berkembang di tengah pandemi Covid-19 saat ini.

“Kalau mau menggeluti UMKM, stereotipe dibangun dulu,” kata Budi dalam acara BI Talk di akun youtube Bank Indonesia, pada Sabtu, 15 Agustus 2020.

Sebab, kata dia, dalam pemikiran sebagian orang, khususnya anak muda, bahwa UMKM itu identik dengan kesan pedesaan, sedikit ndeso, produknya kurang menearik. Padahal, kata dia, di dalam bisnis inilah banyak muncul kreatitfitas.

Kedua, UMKM harus bisa menjaga kualitas dari produk mereka. Budi punya pengalaman banyak UMKM yang hanya kick and run, asal produksi saja. Ketika pesanan datang, pelaku UMKM ini tidak sanggup untuk memenuhinya. “Jadi jaga quality dan sustainability,” kata dia.

Sebelumnya, BI dan 46 kantor perwakilan mereka juga sudah melakukan survei kondisi UMKM di masa pandemi. Hasilnya, 70 persen UMKM terkena dampak berupa menurunnya penjualan. Masalah utama yang mereka hadapi ada tiga: arus kas berantakan, bahan baku sulit didapatkan, dan kesulitan permodalan.

Akan tetapi, kata Budi, sebagian UMKM mencari bisnis lain.

“Bukan UMKM namanya kalau tidak tahan banting,” ujarnya.

Sehingga di beberapa daerah, tiba-tiba muncul petani jahe baru dan UMKM yang memproduksi minuman sehat. Selain itu, mereka beradaptasi dengan melakukan penghematan. Adaptasi inilah yang dilihat Budi, sudah terjadi di beberapa UMKM.

Kedua, kata dia, pelaku UMKM juga harus bisa beradaptasi dengan teknologi digital. Menurut dia, pelaku UMKM harus bisa online karena konsumen pun sudah berbelanja secara online.

Menurut Budi, UMKM di masa 4.0, adalah mereka yang setidaknya sudah memiliki e-payment, ikut dalam e-commerce, packaging yang bagus, hingga memiliki sertifikasi.

(lk/*)