Data Terbaru dari Bank Dunia, Indonesia Punya 13 Juta Warga Miskin Baru

JurnalPatroliNews – Jakarta – Penetapan garis kemiskinan terbaru yang diterbitkan oleh Bank Dunia turut berdampak pada pertambahan jumlah kemiskinan yang disebabkan oleh banyaknya penurunan klasifikasi dari kelas menengah menjadi kelas miskin ekstrem.

Dikutip rekan media pada Kamis (29/9), basis perhitungan Bank Dunia terbaru menetapkan bahwa garis kemiskinan ekstrem naik dari Rp 28 ribu menjadi Rp 32 ribu per hari.

Sementara untuk kelas menengah ke bawah, garis batasnya telah diubah menjadi Rp 55 ribu dari Rp 48 ribu per hari. Kemudian kelas menengah ke atas, juga naik menjadi Rp 104 ribu dari sebelumnya sebesar Rp 83 ribu per hari.

Di Indonesia, ketentuan garis batas kemiskinan oleh Bank Dunia tidak begitu mempengaruhi angka kemiskinan ekstrem karena orang-orang dengan biaya harian sebesar Rp 28 ribu di RI sudah sangat kecil.

Tetapi ini cenderung berdampak besar pada jumlah warga kelas menengah di Indonesia, karena sebelum penetapan garis batas, RI memiliki lebih banyak warga dengan kategori kelas menengah atas da bawah dibandingkan kelas miskin.

Menurut Bank Dunia, terdapat 13 juta warga Indonesia yang harus turun kelas dari menengah ke bawah ke kelompok miskin setelah batas baru ditetapkan.

Kemudian jika menggunakan batas kelas menengah ke atas yang turun, maka jumlah warga miskin Indonesia akan bertambah dari 27 juta menjadi 168 juta.Mengutip penjelasan Bank Dunia, garis kemiskinan untuk menentukan kelas menengah diambil dengan menggunakan median dari garis kemiskinan negara berpenghasilan menengah ke bawah dan menengah ke atas.

Disebutkan bahwa faktor paling penting dari perubahan garis batas ini ialah karena adanya kaikan harga yang membuat kemampuan daya beli masyarakat berkurang dan meningkatkan angka kemiskinan.

Komentar