Demi kemanusian, Ini Saran Pengamat UI Untuk Jokowi Terkait Boikot Prancis

JurnalPatroliNews – Jakarta, Prancis tengah menjadi perhatian dunia, khususnya dunia Islam pasca peristiwa pemenggalan seorang guru dan pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Marcon yang memicu gelombang protes dan kecaman dari masyarakat dan negara muslim dunia.
Bahkan peristiwa di sebuah gereja di Nice, Prancis baru-baru ini, masih dalam rangkaian apa yang sedang dialami oleh Prancis.

Dalam konteks ini, Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI), Hikmahanto Juwana menyarankan agar Presiden Jokowi, yang memiliki kedekatan dengan Presiden Marcon, segera melakukan kontak langsung melalui telepon agar dapat menghentikan rangkaian kekerasan mengerikan di masa datang demi kemanusiaan.

“Demi kemanusian Presiden Jokowi perlu melakukan kontak langsung dengan Presiden Marcon,” kata dia melalui pesan tertulis, Sabtu (7/11/2020).

Menurut Hikmahanto, kekerasan pendirian Presiden Marcon terkait hak berekspresi, yang didukung oleh mayoritas penduduk Prancis, dan dipertentangkan dengan kecintaan umat muslim terhadap Nabi Muhammad SAW, dapat berujung pada tragedi kemanusiaan.

Tragedi kemanusian dapat terjadi mengingat pemerintah dimanapun tidak akan mampu untuk membendung tindakan pribadi yang dilakukan oleh warganya terhadap hal-hal yang berbau Prancis, seperti halnya di Pemerintah Prancis sendiri.

“Presiden Jokowi dalam konteks pertemanan, dapat menyarankan agar Macron menarik pernyataannya dan meminta maaf kepada umat muslim,” ujar Hikmahanto.

Pengamat hukum internasional itu menilai, bagi Jokowi yang akrab dengan Macron sebagaimana terlihat di KTT 20 tahun 2017 lalu, menyampaikan saran tersebut merupakan hal yang wajar. Ini mengingat Indonesia merupakan negara berpenduduk muslim terbesar sehingga sangat memahami perasaan umat muslim.

Pendekatan yang disarankan untuk Jokowi ini tentu berbeda dengan Presiden Turki, Erdogan. Bila Erdogan menggunakan hard approach terhadap Presiden Prancis yang sudah dipastikan tidak akan efektif, pendekatan Jokowi merupakan soft approach.

“Sekali lagi apa yang dilakukan oleh Presiden Jokowi adalah demi kemanusiaan, bukan karena mewakili negara muslim,” kata dia.

Sebagai negara berpenduduk mayoritas muslim, Indonesia telah melakukan kecaman dan protes dengan dipanggilnya Dubes Prancis di Indonesia oleh Kementerian Luar Negeri.

“Namun untuk menghindari tragedi kemanusiaan di masa mendatang, pendekatan soft approach lebih efektif dilakukan,” kata dia.

(*/lk)

Komentar