JurnalPatroliNews – Jakarta, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), bank hasil penggabungan tiga bank syariah BUMN, menargetkan pembiayaan bisa menembus Rp 272 triliun atau setara dengan US$ 19,43 miliar (kurs Rp 14.000/US$) pada 2025 dan pendanaan pada periode itu mencapai Rp 336 triliun atau setara US$ 24 miliar.
Berdasarkan data paparan Kementerian BUMN yang diterima CNBC Indonesia, Bank Syariah terbesar di Indonesia yang berdaya saing global dan memiliki potensi menjadi 10 bank syariah teratas secara global berdasarkan kapitalisasi pasar.
Kementerian BUMN menyebut, gabungan bank syariah BUMN ini akan memiliki kemampuan untuk merambah perusahaan besar yang didukung oleh produk syariah baru yang mampu bersaing secara global dan menjanjikan bisnis baru.
“Neraca dan kinerja keuangan yang baik, dengan target Rp 272 triliun pembiayaan pada 2025 dan pendanaan Rp 336 triliun pada 2025,” tulis dokumen tersebut, dikutip Minggu (20/12/2020).
Bank syariah ini juga akan memiliki jaringan yang luas, didukung oleh lebih dari 1.200 cabang yang akan cukup untuk melayani permintaan pada tahun 2024.
“Pendapatan signifikan dan sinergi biaya ke depan yang akan memberikan hasil kontribusi positif bagi pertumbuhan Bank Hasil Penggabungan,” tulis dokumen tersebut.
Tiga bank syariah BUMN yang dimerger dengan tenggat terlaksana 1 Februari 2021 yakni Bank BRISyariah, PT Bank BNI Syariah, dan PT Bank Syariah Mandiri (BSM).
Dari sisi keuangan, BSM masih punya aset, pembiayaan, dan dana pihak ketiga (DPK) yang lebih besar ketimbang keduanya, tapi status perusahaan terbuka (tbk) menjadikan BRISyariah menjadi bank penerima penggabungan (survivor entity) dengan nama baru Bank Syariah Indonesia tapi tetap dengan kode saham BRIS.
Berdasarkan data tersebut, memperhitungkan laporan keuangan Juni 2020, gabungan tiga bank syariah BUMN ini akan menghasilkan total aset mencapai Rp 214,65 triliun, terdiri dari aset BSM Rp 114,40 miliar, BNI Syariah Rp 50,76 triliun, dan BRIS Rp 49,58 triliun.
Gabungan pembiayaan akan mencapai Rp 144,34 triliun, dan DPK gabungan mencapai Rp 186,42 triliun. Adapun laba Q2-2020 digabung mencapai Rp 1,10 triliun.
Sebelumnya manajemen BRIS menegaskan akan terus mendukung Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) seperti yang sudah dilakukan selama ini. Proyeksi dana yang akan disalurkan mencapai Rp 53,83 triliun.
Adapun persentase penyaluran bagi UMKM dari tiga bank syariah yang akan merger ini diproyeksikan akan mencapai 23% pada Desember 2021 dari total pembiayaan.
Selain itu, Bank Hasil Penggabungan siap untuk berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan termasuk Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU), serta organisasi kemasyarakatan lainnya untuk memajukan pelaku UMKM di Tanah Air.
“Dukungan bagi UMKM tidak akan kendor, karena merekalah tulang punggung perekonomian nasional. Bank Syariah Indonesia akan menjadi bagian ekosistem dan sinergi pemberdayaan pelaku usaha UMKM, mulai dari fase pemberdayaan hingga penyaluran KUR Syariah, ujar Ngatari, Dirut BRISyariah, yang juga Anggota Project Management Office Integrasi dan Peningkatan Nilai Bank Syariah BUMN.
(cnbc)
Komentar