Isu Demo Besar Mencuat, Dampak Lompatan Harga BBM, Romo Benny: Tidak Boleh Direduksi Kepentingan Pragmatis

JurnalPatroliNews – Jakarta,- Kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi jenis Pertalite, Pertamax dan Solar di siang bolong (tanggal 3 September 2022 red) sudah tidak dapat lagi dihindari lagi.

Imbas dari kenaikan tersebut membuat  kelompok buruh dan mahasiswa berencana menggelar demonstrasi besar-besaran pada 6 September mendatang.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi para menteri resmi mengumumkan kenaikan BBM Subsidi dan non-subsidi di istana negara. Sabtu (03/09/22) kemarin.

Antonius Benny Susetyo kerap disapa Romo Benny, merespon terkait isu demo besar-besaran menolak kenaikan BBM Subsidi dan non-subsidi.

Menurutnya, Aspirasi publik bisa di salurkan lewat unjuk rasa namun dalam menyampaikan unjuk rasa harus menggunakan etika kepantas publik.

“Nalar demokrasi yang sehat mengedepan etika kepantas publik dalam menyalurkan aspirasi publik, nalar demokrasi tunduk kepada nilai nilai kemanusian yang universal tidak boleh direduksi kepentingan pragmatis politik melegalkan segala cara ” Ujar Romo Benny sesuai keterangan yang diperoleh  oleh Tim Jpn,Minggu (04/09/22).

Romo Benny menambahkan, bahwa ruang publik harus di jaga dari praktek praktek yang menghujat, menghina martabat manusia karena nalar demokrasi mengedepan etika.

Etika publik mengedepan norma kesopanan , kesantunan dan menjaga nilai keadaban publik” tambahnya.

Perlu diketehui, Menteri ESDM Arifin Tasrif ikut menjabarkan penyesuaian kenaikan BBM subsidi Jenis Pertalite, Pertamax dan Solar meliputi harga sebagai berikut:

• Harga Pertalite dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter
• Harga Solar subsidi dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter
• Harga Pertamax dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter.

Komentar