JurnalPatroliNews – Menara Babel (Migdal Bavel, Burj Babil) adalah menara tertinggi di bumi yang pernah dibangun di zaman Babylonia. Menara Babylonia ini berdiri setelah zaman Nabi Nuh pasca banjir bandang. Penduduk pada zaman itu dianugerahi dengan kekuatan-kekuatan fisik yang lebih, dan keperawakan gagah dibanding bangsa-bangsa lain.
Menara inilah yang dikenal hingga saat ini sebagai simbol keangkuhan dan kesombongan manusia. Mitologi kuno menyebut bahwa dahulunya manusia hanya memiliki satu rumpun bahasa, dan kemudian para manusia bepergian ke arah timur dan mendirikan sebuah menara yang sangat tinggi menjulang ke langit, di sebuah tempat bernama Shinar.
Ada banyak kisah yang menuturkan mengenai menara ini. Di antaranya bersumber dari Kitab Taurat (Yahudi), Alkitab (Kristen), dan Alquran (Islam).
Sumber kisah Al-Qur’an
Kaum ‘Aad adalah kaum yang hidup setelah zaman Nabi Nuh AS. Keberadaan pembangunan menara ini dapat diketahui melalui surah-surah yang tertera di dalam Kitab Al-Qur’an. Ada banyak surah yang menjelaskan tentang keadaan Kaum ‘Aad saat itu.
Ibukota kaum ‘Aad adalah Iram. Terkenal dengan bangunan-bangunannya yang menjulang tinggi ke langit. Waktu itu tidak ada kota lain seperti itu, hanya ada di Iram. Hal ini tertera di dalam Surah Al Fajr (ayat 6-8) yang berbunyi:
“Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap kaum ‘Aad? (Yaitu) penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi, yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain, sedangkan nikmat-nikmat yang telah diberikan kepada Kaum ‘Aad melebihi kaum-kaum lainnya.”
Hal ini juga tertera pada Kitab Al-Qur’an surah Al A’raf (ayat 69) berbunyi:
Komentar