Macron Sebut Tindakan Rasial Memalukan Prancis

JurnalPatroliNews – Jakarta, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan negaranya tidak memberi ruang terhadap penyebaran rasialisme dan diskriminasi. Hal itu disampaikan setelah empat anggota kepolisian Paris ditahan atas dugaan pemukulan dan pelecehan rasial terhadap Michel Zecler, produser musik kulit hitam.

“Serangan tersebut tidak dapat diterima. Gambar tersebut mempermalukan kami dan Prancis tidak boleh membiarkan kebencian atau rasisme menyebar,” kata Macron pada Jumat (27/11) waktu setempat.

Kejadian ini bermula ketika sebuah video beredar dan menunjukkan kondisi Michel Zecler berulang kali dipukul petugas kepolisian beberapa menit. Ia juga menjadi sasaran pelecehan rasial saat hendak masuk studio musiknya pada pekan lalu.

Video tersebut menarik perhatian banyak orang, termasuk pemenang Piala Dunia Kylian Mbappe dan Antoine Griezmann yang mengutuk pemukulan tersebut. Sedangkan penyanyi asal Prancis Aya Nakamura berterima kasih kepada orang yang sempat merekam kejadian tersebut karena bisa dijadikan bukti.

Terpisah, seperti dilansir AFP, seorang pejabat kepresidenan mengatakan Presiden Macron sangat terkejut ketika melihat video tersebut yang berujung memicu tuduhan baru terkait rasisme dalam kepolisian Prancis.

Macron disebut meminta seluruh jajarannya menyiapkan aturan untuk memerangi diskriminasi.

Sebelumnya, Michel Zecler sempat membeberkan insiden tersebut kepada media lokal. Hal itu dilakukan saat melaporkan kejadian kekerasan itu kepada polisi.

“Mereka memanggil saya ‘negro kotor’ dan beberapa kali mereka meninju saya,” kata Zecler.

Sementara itu, seorang tetangga yang merekam kejadian itu dari atas mengatakan Zecler yang sudah berlutut masih dipukuli polisi berpakaian preman setidaknya tujuh kali.

“Polisi itu memukulnya begitu keras sampai tangannya sakit,” tuturnya.

Keempat petugas tersebut, semuanya pria, ditahan untuk diinterogasi pada hari Jumat waktu setempat.

Para petugas, yang telah diskors dari tugas, ditahan di Inspektorat Jenderal Kepolisian Nasional (IGPN), dan jaksa membuka penyelidikan atas kekerasan oleh orang yang berwenang dan kesaksian palsu, kata sumber itu.

Jaksa penuntut menyatakan tiga dari empat orang itu diperiksa atas dugaan kekerasan dengan motif rasis yang dilakukan secara sengaja dalam satu kelompok.

Sementara itu, satu petugas lainnya diduga telah menggunakan kekerasan tetapi tidak dituduh rasisme.

Insiden itu menimbulkan pertanyaan tentang masa depan kepala polisi Paris, Didier Lallement, yang sudah menjadi sorotan setelah pemindahan paksa kamp migran yang kontroversial di Paris awal pekan ini.

Hal itu juga menempatkan pemerintah dalam kondisi yang tak baik ketika mencoba mendorong undang-undang keamanan baru yang akan membatasi hak media untuk mempublikasikan wajah petugas polisi.

Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin, selaku penanggung jawab pasukan polisi, mengatakan para petugas tersebut telah mencoreng reputasi pasukan keamanan Prancis.

(cnn)

Komentar