PDIP Cenderung Menguat, Gerindra Stabil, Sementara PKS Ambil Pemilih PAN Dan PPP

JurnalPatroliNews – PDI Perjuangan mendapat dukungan paling tinggi jika pemilu diadakan sekarang yaitu sebesar 31.3 persen.

Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Saiful Mudjani Research and Consulting (SMRC), Sirojudin Abbas saat pemaparan hasil survei terbaru dalam jumpa pers virtual, Selasa (29/12).

Posisi PDIP disusul Partai Gerindra (13.4 persen), Partai Golkar (5.6 persen), PKS (5.2 persen), Partai Demokrat (4.5 persen), Partai Nasdem (3.1 persen), PKB (3 persen), PPP (1.2 persen), dan PAN (1.1 persen).

Adapun perolehan partai pilitik non parlemen, Partai Hanura (0.3 persen), Partai Perindo (0.2 persen), Partai Gelora (0.1 persen), PSI (0.1 persen), PBB (0.1 persen).

Selanjutnya, Partai Berkarya, PKPI, Partai Garuda, dan lainnya 0 persen. Adapun yang tidak tahu atau tidak menjawab sebanyak 30.7 persen.

“Dukungan pada PDIP naik dibanding hasil pemilu 2019. Sementara itu dukungan pada Gerindra tidak banyak mengalami perubahan,” kata Sirojudin Abbas.

Dukungan pada partai-partai lain cenderung menurun dibanding hasil pemilu 2019.

Sementara tidak terjadi perubahan besar peta kekuatan partai di tingkat massa pemilih pada masa Covid-19 ini. Bahkan PDIP cenderung menguat dan Gerindra stabil.

“Yang menarik suara PKS cenderung menguat dibanding partai-partai lain di kelompok partai berkekuatan di bawah 10 persen. PKS nampaknya mengambil dari pemilih partai Islam lain, terutama PAN dan PPP karena tidak mengganggu PDIP dan Gerindra,” ujar Sirojudin Abbas.

Yang menarik lainnya adalah kecenderungan dukungan pada Demokrat yang fluktuatif tapi secara umum lebih kompetitif dibanding partai berkekuatan di bawah 10 persen lainnya.

“Demokrat dan PKS yang berada di luar pemerintahan nampaknya mendapat tempat dengan mengancam partai-partai lain di luar PDIP dan Gerindra. PKS mengancam partai Islam, Demokrat dan PDIP mengancam partai-partai nasionalis lain terutama Golkar dan Nasdem,” terang Sirojudin Abbas.

Menurutnya, Pola ini menunjukan bahwa peta kekuatan partai politik di tingkat massa dilihat dari sentimen aliran politik nasionalis versus politik Islam tidak mengalami perubahan.

“Dukungan pada aliran nasionalis tetap jauh lebih dominan. Perubahan terjadi di dalam aliran masing-masing di mana PKS menguat di dalam aliran Islam, sedangkan PDIP dalam aliran nasonalis,” ucap Sirojudin Abbas.

Survei Nasional SMRC dilakukan melalui wawancara per telepon kepada 1.202 responden yang dipilih secara acak (random) pada 23-26 Desember 2020. Margin of error survei diperkirakan kurang lebih 2,9 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen.

(rmol)

Komentar