JurnalPatroliNews – Jakarta,- Pada hari Selasa 28 Mei, indopos.com menggelar seminar yang mengangkat tema dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila yang akan jatuh pada 1 Juni mendatang. Acara yang bertajuk “Mencintai NKRI dari Balik Jeruji: Efektivitas Deradikalisasi Narapidana Teroris di Indonesia” ini merupakan kolaborasi antara indopos.com dengan beberapa lembaga strategis, termasuk Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Direktorat Jenderal Imigrasi, Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham), serta Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).
Dalam Kesempatan Pertama, Direktur Deradikalisasi BNPT, Brigjen Pol R Akhmad Nurwahid, menekankan bahwa terorisme bukanlah masalah yang bersumber dari agama tertentu, melainkan lebih kepada penyalahgunaan dan penyimpangan oleh oknum-oknum tertentu dalam memahami agama mereka. Diskusi mengenai pendekatan holistik dalam pencegahan dan penanggulangan terorisme menjadi fokus utama seminar ini. Nurwahid menyampaikan bahwa pendekatan ini melibatkan edukasi yang menyeluruh, kesiapan nasional, kontra-radikalisasi, penguatan regulasi, serta proses deradikalisasi yang komprehensif. “Dengan pendekatan ini, kita tidak hanya menjaga stabilitas dan keamanan nasional, tetapi juga membangun masyarakat yang tangguh terhadap ancaman ideologi radikal,” tegasnya.
Antonius Benny Susetyo, Staff Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP, menyampaikan paparannya mengenai upaya deradikalisasi para Narapidana Teroris dengan menyatakan Bahwa radikalisme dan terorisme adalah bukan semata mata tentang agama karena sesungguhnya semua agama itu bertentangan dengan kekerasan ,namun Agama dan kepercayaan dibajak oleh sebagian orang untuk kepentingan politik Radikalisme dan terorisme menggunakan termin termin agama untuk kepentingan pribadi dan golongan demi merebut kekuasaan.
Lebih Lanjut Benny menyampaikan tentang upaya yang telah dilakukan BPIP bekerja sama dengan BNPT, Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kemenkumham, dan Komisi 3 DPR RI kepada Para narapidana Teroris dengan kembali memperkenalkan ideologi dan nilai nilai Pancasila melalui pendekatan pendekatan humanis dan tidak dogmatik .
Para Narapidana Teroris perlu diingatkan kembali bagaimana sesungguhnya ideologi Pancasila merupakan ideologi yang praktis dan nyata dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia dibandingkan dengan paham paham Utopis yang berujung pada perpecahan dan kehancuran.
Komentar