Permintaan Banyak Stok Terbatas, Warga Borong Obat Antivirus Hingga Antibiotik, Tanda Panikah ?

JurnalPatroliNews – Jakarta,– Pasokan obat dan vitamin di beberapa apotik mulai menipis karena banyak masyarakat yang mulai mencari persediaan. Pelaku usaha apotek menduga ada kepanikan dari warga di tengah ledakan kasus Covid-19 di Indonesia yang terus naik.

Sedangkan tok dari supplier obat terbatas karena permintaan dari banyak apotik juga tinggi sehingga ada kekhawatiran harga obat, vitamin hingga alat kesehatan naik. Namun, pihak apotik menyatakan harga belum ada perubahan.

“Harga masih normal. Itu terkadang yang fast moving banyak dicari, agak terbatas. Mungkin ada tapi dijatah gitu,” kata kata Dwi Prasetyo, PIC Apotik Arafah yang berlokasi di Jl. Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur kepada rekan media, Kamis (1/7/21).

Obat fast moving adalah obat yang lebih banyak dicari masyarakat, misalnya antibiotik, antivirus, vitamin hingga obat batuk pengencer dahak. Alhasil, persediaan mengarah pada habis. Apotik pun kewalahan dalam menyediakan stok baru karena ada aturan pemerataan dari distributor atasnya.

“Misalnya pengencer dahak karena rata-rata beli yang paten Rp 75 ribu/lembar isi 10, untuk antibiotik Rp 80 ribu, vitamin relatif macam-macam tergantung merek. Multivitamin Becom Zet Rp 28 ribu/lembar isinya 10. Kemarin sempat banyak yang cari Ivermectin sih, sama antivirus banyak, cuma emang barangnya agak susah yang antivirus,” jelas Dwi.

Apotik lain pun mengakui permintaan terhadap obat dan obat kian tinggi. Namun, tidak ada rencana menaikkan selama harga dari distributor masih tetap sama. Jika harga dari distributor resminya berubah, maka lain hal

“Harga normal karena barang terbatas kita nggak mau ambil kesempatan juga dalam kondisi ini. Kalau dari sananya naik beda, kalau atas tinggi terpaksa menaikkan tapi selama ini di gelombang kedua (Covid-19) ini normal, nggak kayak di awal-awal,” kata Dwi.

Pengelola toko obat atau Apotik lain juga mengaku kewalahan dengan permintaan ini.

“Permintaan naik 3x lipat sejak pandemi gelombang kedua Covid ini, yang minta memang banyak, tapi stoknya yang terbatas,” kata Sandi Maulana, Pemilik Apotik Bunda Berkah yang berlokasi di Kemang Bogor kepada rekan media, Kamis (1/7/21).

Namun, pihaknya tidak bisa memenuhi semua permintaan dari konsumen. Pasalnya, stok dari distributor atasnya pun sangat terbatas. Namun, jika harus mencari distributor lain pun kondisinya serupa, karena stok obat dari asalnya kian menipis.

“Kalau dicari pun nggak jauh beda, karena hampir semua kesusahan. Jadi lebih mengharapkan yang memang sudah ada saja,” kata Sandi.

 

(*/lk)

Komentar