Ribuan Warga China Disuntik Vaksin Corona, Ini Risikonya!

JurnalPatroliNews – Jakarta, Ribuan warga China telah disuntikkan vaksin Covid-19 eksperimental sebagai bagian dari program penggunaan darurat. Program penggunaan darurat vaksin disetujui oleh otoritas kesehatan China pada Juni 2020.

Diketahui China National Biotec Group (CNBG), Sinovac Biotech, dan CanSino Biological telah memberikan vaksin kepada sejumlah karyawannya, tenaga medis hingga diplomat. Meski demikian  kebijakan ini mendapat kritikan dari para peneliti.

Memang ketiga perusahaan ini sedang melakukan uji klinis tahap tiga terhadap vaksin eksperimental di luar China. Uji klinis fase tiga untuk mengetahui efektivitas dan kemanjuran vaksin dalam jumlah relawan yang besar. Bila berhasil dalam uji ini maka perusahaan akan mengajukan izin edar ke otoritas kesehatan negara.

Perihal pemberian vaksin eksperimental ini, Arthur Caplan dari New York University menyebut langkah yang dilakukan tiga perusahaan vaksin tersebut sembrono dan berbahaya, pasalnya vaksin ini masih diuji secara minimal dan belum sepenuhnya dipublikasikan.

“Ini menempatkan terlalu banyak orang pada risiko tanpa ada kesempatan untuk mempelajari keamanan dan kemanjuran [vaksin eksperimental] dalam kelompok besar,” ujar Arhur Caplan, dikutip dari VOA News, seperti dikutip Sabtu (3/10/2020).

Memang di masa pandemi ini semuanya membutuhkan kecepatan, karena dalam keadaan normal, butuh waktu bertahun-tahun untuk penelitian dan pengujian sebelum vaksin tersedia secara umum.

“Sebelum menyelesaikan uji coba tahap 3, kami tidak dapat memiliki keyakinan penuh pada keamanan dan efektivitas vaksin,” ujar Lawrence Gostin, profesor dari Georgetown University.

Sementara itu, Ahli Epidemiologi dari RAND Corporation Jennifer Huang Bouey juga menganggap praktik terburu-buru ini dapat menjadi bumerang sebab bisa menimbulkan ketidakpercayaan pada vaksin sehingga semakin sedikit orang yang mau divaksinasi.

Menurut American Council on Science and Health, sebuah organisasi penelitian dan pendidikan, tingkat keberhasilan uji klinis vaksin penyakit menular hanya 33,4%. Artinya sebagian besar vaksin yang masuk ke tahap uji klinis akan gagal.

Meski mendapat kritikan keras dari berbagai pihak, China mengklaim bahwa sejauh ini tidak ada reaksi merugikan yang jelas di antara orang-orang yang diinokulasi.

“Puluhan ribu orang yang divaksinasi telah melakukan perjalanan ke negara negeri dan wilayah dengan risiko tinggi COVID-19. Sejauh ini tidak ada yang terinfeksi, dan ini membuktikan keefektifan vaksin,” kata Zhou Song, kepala penasihat hukum CNBG.

Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan belum memberikan izin penggunaan vaksin  Covid-19 ke negara manapun. Bahkan menurut WHO pihaknya tidak berharap akan memberikan persetujuan semacam itu di tahun ini.

Hal itu disampaikan oleh Tim Komunikasi WHO Indonesia dalam email kepada CNBC Indonesia, Senin (28/9/2020).

“WHO belum menyetujui vaksin apa pun untuk Covid-19 dan kami juga tidak mengantisipasi persetujuan semacam itu tahun ini,” kata lembaga itu.

Pernyataan itu disampaikan setelah sebelumnya media pemerintah China, CGTN, mengabarkan bahwa WHO sudah menyetujui vaksin buatan negara itu dan akan membantu pendistribusiannya.

(cnbc)

Komentar