Setelah Nikel Sukses, Kembali RI Setop Ekspor Bauksit-Tembaga, Ini Alasannya

JurnalPatroliNews – Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menegaskan bahwa Pemerintah Indonesia pada tahun ini akan menyetop ekspor bahan tambang mentah, antara lain bauksit, tembaga, hingga timah. Menurutnya, ini perlu dilakukan untuk mendorong hilirisasi komoditas tambang di dalam negeri. Hal ini menyusul kesuksesan yang telah dilakukan pada komoditas nikel. Sejak 2020 lalu Pemerintah Indonesia telah menghentikan ekspor bijih nikel. Hasilnya, nilai tambah bagi negeri ini pun meningkat.

Jokowi menjabarkan, saat RI masih mengekspor bijih nikel, nilai yang diperoleh negara ini hanya sekitar US$ 1,1 miliar atau sekitar Rp 17 triliun. Namun pada 2022, ketika yang dijual sudah dalam bentuk produk olahan dan logam, maka nilai ekspor nikel meningkat menjadi sekitar US$ 30-33 miliar atau sekitar Rp 450 triliun. Namun, Jokowi mengingatkan agar Indonesia tak hanya puas dengan hasil hilirisasi nikel, melainkan harus berlanjut ke komoditas lainnya. “Saya ingin mengulang lagi bahwa yang namanya hilirisasi itu jadi kunci. Konsistensi kita jadi kunci. Jangan kita hanya senang karena keberhasilan di nikel,” ungkapnya saat Mandiri Investment Forum di Jakarta, Rabu (01/02/2023).

Bahkan, meski pada Oktober 2022 lalu Indonesia telah dinyatakan kalah di dalam gugatan pertama di Badan Penyelesaian Sengketa atau Dispute Settlement Body (DSB) Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) terkait larangan ekspor bijih nikel, Presiden menegaskan RI tak akan mundur. “Sehingga saya sampaikan ke Menteri jangan tengok kanan kiri. Digugat di WTO, terus, kalah tetap terus, karena inilah yang akan melompatkan negara berkembang jadi negara maju, apalagi negara kita. Jangan berpikir negara kita akan jadi negara maju kalau kita takut menghilirkan bahan-bahan mentah yang ada di negara kita,” paparnya. Jokowi menyebut, bila hilirisasi komoditas tambang dan minyak dan gas bumi (migas) di Tanah Air berjalan, maka diproyeksikan bisa menambah Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar US$ 699 miliar dan membuka lapangan kerja sebesar 8,8 juta. “Ini sebuah dampak yang besar. Membuka lapangan kerja yang sebesar-besarnya. Nikel sudah stop, bauksit stop, nanti sebentar mau saya umumkan tembaga stop tahun ini,” ucapnya.

Komentar