Soal Pulau Terpencil, Dirut PLN : Bakal Ganti 200 Pembangkit Solar ke Energi Terbarukan EBT

Jurnalpatrolinews – Jakarta : PT PLN (Persero) berencana mengganti pembangkit di pulau-pulau terpencil yang mulanya menggunakan bahan bakar minyak (BBM) jenis diesel menjadi berbahan bakar energi baru terbarukan (EBT).

Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengatakan saat ini masih ada pembangkit di 2.200 lokasi di pulau-pulau terpencil yang menggunakan diesel.

“Terkait pulau-pulau terpencil, masih banyak gunakan diesel, bulan depan kami umumkan tentang upaya kami tangani listrik di tempat terpencil yang masih gunakan diesel. Kami identifikasi ada 2.200 lokasi di seluruh Indonesia gunakan solar atau diesel,” paparnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komisi VI, Rabu, (09/09/2020).

Menurutnya, PLN berencana melakukan konversi dari diesel ke EBT dalam beberapa tahap, di mana pada tahap pertama akan ada 200 lokasi yang pembangkitnya menggunakan solar akan dikonversi menjadi EBT.

Zulkifli mengungkapkan alasan PLN akan mengkonversi pembangkit diesel menjadi EBT antara lain karena penggunaan solar reliabilitas atau keandalannya belum baik. Dia mengatakan, dengan konversi dari energi primer solar ke EBT, maka ini akan berdampak baik pada lingkungn. Selain itu, lanjutnya, dengan beralih dari solar artinya porsi impor bisa ditekan.

“Mungkin 200 lokasi tahap pertama (konversi). Siapa yang minat, sampaikan solusi ke kami untuk dedieselisasi, konversi diesel ke sumber energi primer lain yang lebih ramah lingkungan dan tidak impor,” tegasnya.

Selain konversi dari diesel ke EBT, sebelumnya pemerintah juga berencana mengganti Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) yang sudah tua dengan Energi Baru Terbarukan (EBT).

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan sebelum melakukan konversi ada satu tahapan terlebih dahulu yang bernama technical audit  (audit teknis).

“Ukuran efisiensi itu yang sekarang sedang dilakukan karena jumlahnya lumayan gede dan tersebar di pojok-pojok kan nggak bisa random, harus one by one, butuh waktu,” ungkapnya di Kementerian ESDM, Senin, (16/03/2020). (*)

Komentar