Target Tahun Ini, Bursa Sasar Penjualan 1,7 Juta Ton Karbon

JurnalPatroliNews – Jakarta,- Sejak peluncuran Bursa Karbon Indonesia (IDX Carbon) pada 26 September 2023 lalu, Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut, pasokan unit karbon telah mencapai 1,7 juta ton. Sementara sebanyak 464.800 ton karbon telah terjual dengan nilai transaksi Rp 29,5 miliar.

Iman Rachman, Direktur Utama BEI, menyatakan, saat ini hanya ada dua penjual karbon, yakni PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Muara Karang, anak perusahaan Perusahaan Listrik Negara (PLN). Sedangkan total pengguna jasa, sebanyak 23 perusahaan.

Iman mengungkapkan, bursa menargetkan seluruh 1,7 juta ton unit karbon tersebut dapat terjual pada akhir tahun ini, atau paling tidak sebagiannya lagi tahun depan. Namun, ia membeberkan perbedaan teknis antara Bursa Karbon dengan Bursa Efek.

Ia menjelaskan, Perusahaan yang ingin masuk ke Bursa Karbo ini, perlu melakukan registrasi di Sistem Registri Nasional Pengendalian Perubahan Iklim (SRN PPI), yang dikelola Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (KLHK).

“Memang kita berbeda dengan Bursa, di mana kita tidak melakukan IPO. Jadi artinya, IPO-nya tergantung daripada yang tercatat di SRN,” jelas Iman saat Konferensi Pers Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) BEI secara virtual, Kamis (26/10/23).

Ia menekankan, pihaknya tidak bisa menargetkan berapa unit karbon yang akan tersedia di IDX Carbon. BEI masih menunggu berapa perusahaan yang akan tercatat di SRN PPI. BEI sendiri, akan terus aktif mengajak lebih banyak lagi pihak untuk menjadi pengguna jasa di IDX Carbon.

Pada kesempatan yang sama, Jeffrey Hendrik, Direktur Pengembangan BEI, menyampaikan, ada beberapa hal yang harus dilakukan pihaknya, dalam menarik partisipasi ke Bursa Karbon Indonesia.

“Kami sedang mengkaji untuk melibatkan anggota Bursa sebagai perantara di perdagangan Bursa Karbon Indonesia. Kemudian diskusi dengan OJK dan KLHK terus kami lakukan untuk kemungkinan membuka pengguna jasa asing untuk bisa berpartisipasi di Bursa Karbon Indonesia tahun depan,” tandasnya.

Komentar