Tiga Perusahaan Besar Bahas Kesepakatan, Bidik Proyek Gasifikasi Batu Bara Rp 30,4 T

JurnalPatroliNews – Jakarta, Direktur Utama PT Bukit Asam (Persero) Tbk atau PTBA Arviyan Arifin mengatakan proyek gasifikasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME) dengan nilai investasi US$2,1 miliar atau sekitar Rp30,45 triliun (kurs Rp14.500 per dolar AS) akan dimulai pada kuartal pertama atau kedua 2021.

Ia bilang kini tiga perusahaan yang terlibat dalam proyek yakni PTBA, PT Pertamina (Persero) dan Air Products sedang dalam pembahasan perjanjian bisnis dan diharapkan kesepakatan bisa ditandatangani sebelum akhir 2020.

Jika waktu dimulainya proyek berjalan sesuai rencana, pabrik gasifikasi diperkirakan dapat mulai beroperasi pada kuartal kedua 2024.

“EPC (engineering procurement construction) mulai kuartal pertama atau kuartal kedua 2021. Sedang disiapkan kerja sama legal process pembahasan draft perjanjian dengan Air Products dan Pertamina. Diharapkan bisa tanda tangan di November tahun ini apabila semua kesepakatan bisnis sudah disepakati,” ujarnya dalam video conferece Jumat (6/11).

Nantinya, terang Arviyan, investasi pembangunan proyek termasuk biaya produksi seluruhnya akan ditanggung oleh Air Products, mitra bisnis yang berasal dari Amerika Serikat.

Proyek ini menggunakan skema built-operate-transfer (BOT) dengan jangka waktu hingga 20 tahun. Dalam tahap awal, imbuhnya, Bukit Asam hanya akan bertindak sebagai pemasok batu bara berkalori rendah untuk bahan baku DME hingga satu tahun proyek tersebut berjalan.

Setelah proyek berjalan satu tahun baru lah mereka diberikan opsi untuk memiliki kepemilikan saham pada perusahaan patungan tersebut. Kendati demikian, setelah BOT habis masa berlakunya, proyek ini akan menjadi proyek patungan (joint venture/JV) antara PT Bukit Asam dan PT Pertamina (Persero).

“Jadi setelah 20 tahun pabrik ini akan dimiliki oleh join venture PTBA dan Pertamina. Itu opsinya,” terang Arviyan.

Proyek gasifikasi merupakan bisnis hilirisasi batu bara. Nantinya, proyek tersebut menghasilkan synthesis gas  (syngas) hingga DME sebagai substitusi Liquified Petroleum Gas (LPG/elpiji) rumah tangga.

Bila terealisasi, perusahaan mengestimasi bisa menghasilkan 1,4 juta ton DME per tahun dengan kebutuhan batu bara 9,2 juta ton per tahun.

(*/lk)

Komentar